Mengintip Fakta Singkat De Tjolomadoe, Eks Pabrik Gula yang Jadi Wisata Baru di Kota Solo

De Tjolomadoe yang dahulu merupakan Pabrik Gula Tjolomadoe sekarang menjadi wisata baru di Kota Solo.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/24/230500527/de-tjolomadoe-pabrik-gula-itu-kini-menjadi-destinasi-wisata
De Tjolomadoe dahulu merupakan Pabrik Gula Colomadu yang sekarang menjadi wisata baru di Kota Solo. 

Beberapa tenant F&B sebagai Street Food Festival, Besali Cafe, Goelamadoe Coffee, serta sejumlah tenant Art&Craft yang merupakan bisnis lokal anak bangsa turut meramaikan bisnis komersial De Tjolomadoe.

Selain itu, per 3 September 2018 resmi dibuka toko cenderamata Goela yang menjual beraneka ragam souvenir resmi khas De Tjolomadoe untuk dijadikan buah tangan, diantaranya Gendhis (gula batu berwarna merah jambu), kaos, topi, pouch multi-fungsi, kartu pos, serta masih banyak lainnya.

Kerjasama dengan aneka wisata di Kabupaten Karanganyar dan ada biaya untuk foto komersil (foto atau video prewedding).

Fakta Unik Pabrik Gula (PG) Colomadu:

1. Pada masa pembangunannya, PG Colomadumemakan biaya sebesar 4000 Golden.

2. Sebagian keuntungan PG Colomadu dialokasikan untuk beasiswa pendidikan anak-anak pekerja pabrik.

3. Terdapat upacara Cémbéngan yang dilakukan sebelum penggilingan tebu sebagai wujud syukur atas hasil panen tebu yang melimpah.

4. PG Colomadu dulunya merupakan pabrik yang eco friendly karena ampas tebu yang dihasilkan kembali dibakar untuk menghasilkan uap yang menggerakkan mesin penggiling tebu.

Pengunjung yang datang ke Museum De Tjolomadoe terdiri dari kategori yaitu grup pelajar SD-SMA dipatok dengan harga Rp 15.000 dan pengunjung umum Rp 25.000.

Tidak hanya pengunjung lokal, Museum De Tjolomadoe juga menarik perhatian turis asing dari berbagai negara. Dalam satu minggu, tempat ini dapat menjaring lebih dari sekitar 6000 pengunjung.

Sejak pembukaannya yang berbarengan dengan konser HITMAN David Foster pada 24 Maret 2018 hingga Desember 2018 lalu, De Tjolomadoe telah dikunjungi sekitar 300.000 orang.

Jumlah pengunjung terbanyak terdapat pada bulan Juli 2018.

Latifah Ulinnur (21) Duta Wisata Karanganyar tahun 2017 berkunjung di sisi barat Karanganyar, Museum Pabrik Gula De Tjolomadoe pada 20 Juni 2019 pada pukul 14.32 WIB.

“Tempat hits Karanganyar ini menjadi daya tarik wisatawan, selain pasti mendapat ilmu, tempatnya asik, dan fotogenik,” ujar Latifah, Kamis (20/06/19).

Berdasarkan wawancara Tribunnews.com, Latifah mengikuti perkembangan dari awal pembangunan De Tjolomadoe hingga terkejut melihat museum ini menjadi indah dengan tambahan banyak ornamen dan informasi yang mendetail.

Sejak berdirinya De Tjolomadoe, Latifah sudah empat kali berkunjung karena menjalankan dinas sebagai Duta Wisata Karanganyar 2017 tetapi baru pertama kali ini berkunjung secara pribadi.

“Karena ada spot foto baru, informasi dari temen, bikin pengen survey kesini”, ujar Latifah sehingga terdorong untuk mengunjunginya.

De Tjolomadoe saat ini cenderung sepi sejak adanya tarif berbayar, Latifah berniat mengambil foto dari sudut baru, menarik, dan mengunggah di akun sosial media pribadi untuk melakukan promosi pribadi.

Margarita Rositarini (39) salah seorang pengunjung yang juga merupakan seorang arsitek berpendapat, “Bangunan De Tjolomadoe ini begitu menarik karena bangunan aslinya tidak diubah, melainkan hanya diperbaharui saja, sehingga nilai historisnya masih melekat kental.”

“Pemeliharaan museum ini harus sangat diperhatikan karena bangunan ini merupakan aset negara dalam jangka panjang yang perlu dijaga kebersihan dan keindahannya.” tambah wanita asal Jakarta ini.

(Tribunpalu.com/Anggia Desty)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved