Gelombang Panas Melanda Jepang, 57 Orang Tewas dan Lebih dari 18.000 Orang Dirawat di Rumah Sakit
Gelombang panas ekstrem melanda Jepang pada pertengahan 2019 ini. 57 orang meninggal dunia dan lebih dari 18.000 orang harus dirawat di rumah sakit.
Suhu udara yang tinggi telah berlangsung di beberapa wilayah di Jepang selama beberapa minggu.
Akibatnya, sejumlah orang meninggal dunia karena suhu udara yang tinggi pada musim panas 2019 ini.
Pada Juli 2019, lebih dari 80 orang tewas saat gelombang panas mengakibatkan suhu udara naik mencapai di atas 40 derajat Celsius pada beberapa wilayah di Jepang.
Kemudian, temperatur udara tertinggi tercatat 41,1 derajat Celsius menurut Kyodo News.
Hal ini mendorong Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan suhu tinggi tersebut dapat mengancam nyawa.
Juru bicara Badan Meteorologi Jepang pun mengatakan, "Kami memandang (suhu udara tinggi, red.) ini sebagai bencana alam."
Menurut Badan Meteorologi Jepang, suhu udara meningkat tak terduga pada akhir musim panas negeri Sakura tersebut.
• Habitat Hilang Akibat Pemanasan Global, Beruang Kutub Invasi Kota di Kepulauan di Rusia
Suhu udara tercatat mencapai lebih dari 30 derajat Celsius di sebagian besar wilayah di Jepang.
Dari 11 orang yang tewas akibat suhu panas ekstrem yang tercatat pada akhir Juli 2019 lalu, satu di antaranya merupakan seorang pekerja paruh waktu di sebuah taman hiburan.
Ia bernama Yohei Yamaguchi (28).
Menurut Kyodo News, Yohei meninggal dunia akibat heatstroke setelah menari di luar ruangan mengenakan kostum maskot seberat 16 kilogram pada Minggu (28/7/2019) malam lalu.
Yohei menari di panggung luar ruangan di taman hiburan Hirakata selama 20 menit sejak pukul 19:30 waktu setempat dan tidak sadarkan diri pada pukul 20:00.
Ia meninggal dunia tak lama setelah dilarikan ke rumah sakit.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Jepang, temperatur udara saat itu mencapai 28,7 derajat Celsius.
Operator Taman Hirakata memohon maaf atas meninggalnya Yohei Yamaguchi serta mengatakan akan berusaha menemukan penyebabnya dan mencegah hal serupa terulang kembali lagi.
Taman Hirakata juga telah membatalkan semua event yang menggunakan maskot selama musim panas 2019 ini.
(TribunPalu.com/Rizki A.)