Ada Isu Gempa Besar di Sulteng Bulan Depan, BMKG Palu Tegaskan Gempa Bumi Tak Bisa Diprediksi

BMKG Palu menepis isu adanya Gempabumi berkekuatan dahsyat yang akan terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus dan September tahun 2019.

Penulis: Haqir Muhakir | Editor: Imam Saputro
israelnationalnews.com
Ilustrasi seismograf, sensor getaran untuk mendeteksi gempa bumi. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Palu, merespon berita yang meresahkan masyarakat.

Terkait prediksi gempabumi berkekuatan dahsyat yang akan terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus dan September tahun 2019.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Palu, Cahyo Nugroho menegaskan, bahwa hal itu tidak benar.

"Karena sampai dengan saat ini, belum ada institusi manapun yang bisa melakukan prediksi gempabumi," kata Cahyo, saat dihubungi Rabu (14/8/2019) sore.

Menurutnya, BMKG tidak pemah menyatakan atau mengeluarkan prediksi terhadap kejadian gempabumi di mana pun, termasuk di Provinsi Sulteng.

Sehingga kata dia, jika ada informasi yang menyatakan prediksi akan terjadi gempabumi dalam waktu dan jam tertentu, maka dipastikan informasi tersebut bukan bersumber dari BMKG.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Palu Cahyo Nugroho
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas 1 Palu Cahyo Nugroho (TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin)

Olehnya, diharapkan masyarakat waspada pada pihak-pihak yang akan mengambil kesempatan pada situasi tersebut.

"Dan segera mencari informasi valid dari BMKG setempat, masyarakat harus tetep tenang," terangnya.

Menurutnya, memang beberapa hari terkahir sudah terjadi gempabumi bumi di bagian selatan pulau jawa.

Cahyo menegaskan, hal itu tidak ada hubungannya dengan sesar aktif di Provinsi Sulawesi Tengah, yakni sesar Palu-Koro.

“Aktivitas megatrust terjadi dibagian selatan Pulau Jawa. Kalau ditarik benang merahnya, tidak ada potensi megatrust di Sulteng," kata Cahyo.

Jelas Cahyo, untuk menimbulkan gempa megatrust itu membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun.

"Butuh waktu puluhan atau ratusan tahun, lagi pula, aktivitas yang disebabkan sesar Palu Koro butuh waktu 50-125 tahun kedepan," ujarnya.

(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved