Para Ahli Sebut Semua Negara Baik Kaya Maupun Miskin Harus Bersiap Hadapi Perubahan Iklim

Banjir besar dan badai di AS, gelombang panas ekstrem di Eropa dan Jepang, menjadi bukti bahwa negara kaya pun tidak lepas dari efek perubahan iklim.

smithsonianmag.com
ILUSTRASI perubahan iklim. 

TRIBUNPALU.COM - Semua negara di dunia, baik yang kaya maupun miskin, sebaiknya segera bersiap untuk menghadapi efek perubahan iklim.

Para ahli memperingatkan, jika ini tidak dilakukan, maka akan ada harga lebih besar yang harus dibayar.

"Kita adalah generasi terakhir yang dapat mengubah proses perubahan iklim sekaligus generasi pertama yang harus hidup dengan konsekuensinya," papar Ban Ki-moon, mantan ketua PBB yang kini menjadi ketua Global Commission on Adaptation.

"(Pilihannya adalah) Menunda pencegahan kemudian membayar dampaknya dengan lebih mahal, atau mulai merencanakan dari sekarang dan hidup sejahtera setelahnya," imbuhnya.

Laporan dari Global Commission on Adaptation menunjukkan bahwa tanpa aksi apa pun, pada 2030 mendatang, perubahan iklim dapat membuat lebih dari 100 juta orang di negara-negara berkembang berada di bawah garis kemiskinan.

ILUSTRASI perubahan iklim.
ILUSTRASI perubahan iklim. (smithsonianmag.com)

Meski begitu, tidak hanya negara miskin dan berkembang, perubahan iklim juga mengancam negara maju.

Banjir besar dan serangkaian badai di Amerika Serikat serta gelombang panas ekstrem yang menyerang Eropa dan Jepang, menjadi bukti bahwa negara kaya pun tidak lepas dari pengaruh perubahan iklim.

Dalam 25 tahun sejarah negosiasi iklim PBB, adaptasi sering dilupakan dan banyak orang hanya berfokus pada "mitigasi" atau pengurangan emisi karbon.

"Aksi global cukup untuk memperlambat perubahan iklim, tapi itu saja tidak cukup. Kita juga harus berinvestasi besar-besaran pada upaya adaptasi," jelas Ban Ki-moon.

Setiap negara bisa 'berinvestasi' pada sistem peringatan dini, infrastruktur yang tahan perubahan iklim, melindungi hutan bakau, serta meningkatkan sumber daya air tawar, dalam menghadapi perubahan iklim.

Bob Ward, direktur kebijakan di Grantham Research Institute on Climate Change menyatakan bahwa upaya mengurangi emisi serta adaptasi sangat berkaitan sehingga keduanya harus dilakukan bersama-sama.

"Jika upaya mengurangi emisi gagal, maka itu akan meningkatkan biaya untuk beradaptasi," pungkasnya.

Akibat Perubahan Iklim, Kota Besar di Negara Tropis Bakal Alami Iklim yang Tak Pernah Ada Sebelumnya

Peneliti Harvard-Columbia Sebut Asap Kebakaran Hutan dan Gambut Percepat Kematian Dini di Indonesia

Penelitian Terbaru Ungkap Polusi Plastik Ancam Kadar Oksigen di Dunia

Kegagalan menangani emisi gas rumah kaca sendiri telah menimbulkan gelombang panas yang mematikan, kekeringan, serta badai super akibat kenaikan permukaan air laut.

Suhu bumi telah meningkat sekitar satu derajat Celsius sejak akhir abad ke-19.

Kenaikan suhu ini terus terjadi akibat peningkatan emisi karbon, kemungkinan pada akhir abad ini kenaikan suhu diprediksi bertambah dua hingga tiga derajat Celsius jika kondisinya tetap seperti sekarang.

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul Perubahan Iklim Semakin Parah, Semua Negara Harus Bersiap Menghadapinya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved