Cerita Selebriti
Sempat Jadi Ajudan Wiranto, Dian Sidik Pemeran 'Wiro Sableng' Ungkap Sifat Asli sang Menkopolhukam
Aktor Dian Sidik ternyata pernah menjadi ajudan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
TRIBUNPALU.COM - Aktor Dian Sidik ternyata pernah menjadi ajudan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
Kesempatan menjadi ajudan pribadi Wiranto didapat saat Dian Sidik tengah mengobservasi perannya sebagai karakter panglima TNI itu dalam film Di Balik '98.
Meskipun hanya sebentar, namun pemeran Wiro Sableng tersebut mampu menilai sifat asli dari Wiranto.
Hal in diungkapkannya lewat unggahan di akun Instagramnya.
Dalam unggahan tersebut Dian Sidik tampak memposting foto dirinya bersama Wiranto.
"Foto ini diambil saat saya melakukan observasi karakter tokoh bapak wiranto,saat itu saya diperkenankan oleh beliau untuk menjadi ajudannya selama beberapa hari."
• Tanggapi Kasus Penusukan Wiranto, Gatot Nurmantyo Minta Masyarakat Tidak Berspekulasi Terlalu Jauh
• Personel TNI Dicopot Akibat Unggahan Istri Soal Wiranto, Bagaimana Harusnya Posisi TNI Soal Politik?
"Karakter ini sy perankan dalam film Di balik 98, yang di sutradarai oleh @lukmansrd @mnc_pictures," tulis Dian Sidik.
Selama beberapa hari menjadi ajudan wiranto, Dian Sidik menilai bahwa sosok Wiranto adalah orang yang memiliki sifat lemah lembut dan bersahaja.
"Selama beberapa hari bersama beliau, sy mengenal bapak wiranto orangnya sangat lemah lembut dan bersahaja. meskipun beliau lelah tetapi beliau tetap saja menghadiri semua agenda hariannya," tulisnya.
Lantas dia menuliskan pengalamannya saat menjadi ajudan Wiranto dalam keterangan di unggahan tersebut.
Dian Sidik bercerita momen saat dirinya sedang berada satu mobil dengan Wiranto.
Saat itu Dian Sidik melihat Wiranto tengah tertidur pulas hingga mendengkur.
Melihat hal tersebut, Dian Sidik sempat berpikiran ternyata sosok gagah seperti Wiranto juga bisa merasakan lelah.
"Saya berada disamping beliau dalam satu mobil, sy melihat beliau tertidur pulas sampai mendengkur. Terbesit dalam hati saya, sosok seorang wiranto yg gagah pun bisa kelelahan," tulis Dian Sidik.
Satu hal yang selalu diingat Dian Sidik dari Wiranto adalah keinginan menkopolhukam tersebut yang selalu ingin Indonesia menjadi lebih baik.
"Yang selalu sy ingat dari beliau, bahwa beliau ingin indonesia tetap lebih baik," pungkasnya.
• Tanggapi Kasus Penusukan Wiranto, Gatot Nurmantyo Minta Masyarakat Tidak Berspekulasi Terlalu Jauh
• Unggahan Soal Wiranto di Media Sosial, 3 Istri Anggota TNI, Hanum Rais hingga Jerinx SID Dilaporkan
• Kapolsek Menes Ceritakan Kronologi Penyerangan yang Timpa Dirinya & Wiranto: Pisaunya Tertutup Kain
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dikabarkan ditusuk orang tak dikenal hari ini, Kamis (10/10/2019).
Wiranto ditusuk saat sedang berada di Banten.
Informasi ini dibenarkan Mabes Polri.
"Ya, untuk pelaku sudah diamankan," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, ketika dikonfirmasi, Kamis (10/10/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan saat ini Kapolda Banten tengah berada di lokasi tempat Wiranto ditusuk.
Namun, ia tak bisa berbicara banyak, lantaran masih menunggu informasi lebih lanjut.
"Kapolda (Banten) ada di TKP. Saat ini sedang diperiksa dulu," kata dia.
Pengamat Intelijen Sebut Alasan Wiranto Jadi Sasaran Penusukan
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto menilai bahwa penyerangan terhadap Wiranto dilakukan secara spontan tanpa terencana.
Pelaku melakukan penusukan ketika mendapatkan kesempatan.
"Saya kira tidak direncanakan, ini spontan ketika dia mendapat kesempatan itu dimanfaatkan," ujar Soleman B Ponto, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Metrotvnews.
Lebih lanjut Soleman menuturkan bahwa kelompok yang menyerang Wiranto ini memiliki pendapat siapapun yang menghambat mereka itu adalah musuh.
Dan musuh harus ditiadakan ketika mendapatkan kesempatan.
"Mereka ini sudah punya kelompok sendiri, cara pandang negara seperti apa, dia punya cara pandang tersendiri, sehingga siapa pun yang berbeda pendapat itu adalah musuh yang harus dihilangkan, kapan dihalangkan ya saat dia mendapatkan kesempatan," sambungnya.
Soleman juga memberikan sejumlah alasan dijadikannya Wiranto sebagai sasaran penusukan.
Pertama lantaran adanya kesempatan, kedua karena Wiranto dianggap sebagai orang terkenal.
"Dia melihat ada kesempatan, kedua kedua pak wiranto kan sangat terkenal orang yang sangat keras untuk melawan itu sehingga dalam otaknya dia ah ini pak wiranto kesempatan datang kali ini, nah itu dimanfaatkan sebaik-baiknya," paparnya.
Tak hanya itu, Wiranto juga dianggap sebagai musuh karena ia menolak dan selalu mengecam adanya gerakan-gerakan radikalisme, seperti HTI.
Lantaran dianggap musuh maka Wiranto harus dihilangkan.
"Karena selama ini kan Pak Wiranto, HTI bubarkan semua bubarkan kan ada di pak Wiranto, sehingga Pak Wiranto dianggap musuh bersama bagi kelompok ini sehingga harus ditiadakan," sambungnya.
"Di dalam kepalanya dalam alam tidak sadar, bahwa orang ini adalah penghambat kami sehingga harus dihilangkan," imbuhnya.
(TribunPalu.com)