Terkini Nasional
Bicara Kemungkinan Partai Oposisi Masuk Koalisi, Yunarto Wijaya: Dari Awal Jokowi Membuka
Pengamat politik Yunarto Wijaya buka suara terkait adanya kemungkinan partai oposisi masuk ke koalisi.
TRIBUNPALU.COM - Pengamat politik Yunarto Wijaya buka suara terkait adanya kemungkinan partai oposisi masuk ke koalisi.
Hal ini menindaklanjuti dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan dua ketua umum partai oposisi, Prabowo Subinato dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Yunarto menuturkan bahwa adanya kemungkinan oposisi masuk ke koalisi ini diawali dari statemen yang diucapkan oleh Jokowi.
"Sebetulnya kalau kita berkaca dari statement-statement Jokowi sendiri pro dan kontra terkait masuknya kubu oposisi seperti Gerindra atau demokrat itu malah munculnya dari Jokowi pertama kali," tuturnya dilansir dari tayangan di kanal Youtube Metrotvnews, Senin (14/10/2019).
• Prabowo Potong Jawaban Surya Paloh Saat Ditanya Gerindra Tetap Di Oposisi atau Masuk Koalisi
• Prabowo Diingatkan, Partai Gerindra Akan Jadi Lebih Terhormat jika Jadi Oposisi
Pada bulan Juni, Jokowi menyampaikan bahwa membuka kesempatan untuk partai-parati lain masuk ke dalam koalisi.
Hal ini membuat peluang oposisi masuk ke koalisi menjadi semakin besar.
"Kita ingat di bulan Juni Jokowi sendiri yang mengatakan terbuka untuk partai-parati lain masuk."
"Kalau kita lihat dari rentetan statement yang ada memang bagaimana kita membaca pola pikir Jokowi mengenai masuknya partai di luar koalisi memang dari awal terlihat sekali sangat terbuka itu yang menyebabkan peluang ini benar-benar terlihat, pintunya benar-benar terbuka," sambungnya.
"Secara prinsipin dari awal memang Jokowi membuka kemungkinan itu," imbuhnya.
Namun hal ini tidak mudah untuk dilakukan.
Ada sejumlah alasan yang membuat hal ini tidak mudah untuk dilakukan.
Alasan pertama adalah pendapat dari parati koalisi yang pro dan kontra dengan kemungkianan adanya oposisi yang masuk dalam koalisi.
"Tetapi pertanyaannya apakah ini bsia dilakukan, secara teknis itu tidak mudah, satu bagaimana sikap dari partai koalisi lain," ujarnya.
Kedua adalah terkait menteri dalam kabinet Jokowi.
• Jokowi Ungkap Tiga Bahasan yang Dibicarakan dengan Prabowo: Kemungkinan Gerindra Masuk Koalisi
• Jokowi Sebut Susunan Kabinet Rampung, Bisa Berubah Seusai Bertemu SBY
• Prabowo Potong Jawaban Surya Paloh Saat Ditanya Gerindra Tetap Di Oposisi atau Masuk Koalisi
"Yang kedua secara teknis juga bagaimana misalnya faktor pengikatnya kita tahu lah ini bukan sekedar bicara tentang kesamaan visi."
"Bukan sekedar kesamaan pandangan tapi pasti ada faktor pengikatnya yang real dan konkret bernama menteri yang akan di tempatkan di kabinet."
"Ini yang menurut saya teknisnya tidak mudah dan akan ditentukan pada masa juritime ini, nama yangd iajukan pos yang diminta apakah dimungkinkan," paparnya.
Lebih lanjut Yuniarto mengatakan bahwa sejumlah statement yang dikeluarkan Jokowi sangat membingungkan.
Namun dari statement tersebut ia menyimpulkan akan tetap ada partai yang berada di oposisi.
"Kalau saya melihat ada beberapa statement yang membuat kita cukup bingung ya kadang dikatakan koalisi sudah cukup, terus bilang menjadi oposisi juga mulia, tapi disisi lain dia mengatakan juga terbuka untuk partai lain masuk ke dalam barisan koalisi jadi menurut saya bukan hal yang mengagetkan ketika kemudian muncul hal seperti itu," ujarnya.
"Tapi kalau kita melihat statement tersebut lebih kepada akan ada yang tetap menjadi bagian oposisi kalau kita lihat sekarang PKS dan PAN partai yang minimal kita lihat belum ada komunikasinya sama sekali," pungkasnya.
Jokowi dan Prabowo Bertemu di Istana Negara
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, bertemu di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Prabowo diterima Presiden di Ruang Garuda sekitar pukul 15.05 WIB.
Dalam pertemuan tersebut keduanya kompak mengenakan kemeja berwarna putih.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhie Prabowo menyebut, pertemuan ini atas undangan dari Presiden Jokowi.
Meski demikian, Edhie tak tahu pasti apa yang akan dibahas oleh kedua tokoh tersebut. "Enggak tahu, dipanggil saja. Dipanggil beliau (Jokowi)," kata Edhie.
Jokowi Bertemu Susilo Bambang Yudhoyono
Sebelumnya pada Kamis (10/10/2019) Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Jokowi mengakui ia dan SBY turut membahas peluang Demokrat bergabung ke kabinetnya di periode kedua bersama Ma'ruf Amin, tetapi belum ada keputusan yang diambil.
"Kita bicara itu (peluang Demokrat masuk kabinet), tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi. dikutip dari Kompas.com.
(TribunPalu.com)