Penusukan Wiranto Dianggap Settingan, Mahfud MD: Itu Kejam dan Sadis!
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD buka suara terkait kabar yang beredar bahwa penusukan terhadap Wiranto dianggap settingan.
TRIBUNPALU.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD buka suara terkait kabar yang beredar bahwa penusukan terhadap Wiranto dianggap settingan.
Menurut Mahfud MD hal tersebut sangat kejam dan sadis.
"Menurut saya sangat kejam, sangat sadis," ujar Mahfud MD, dilansir TribunPalu.com dari tayangan di kanal Youtube Kompas TV.
Sebelum memberikan tanggapan seharusnya dilihat dulu kebenarannya.
"Artinya kan harusnya dicek dulu ya, jangan langsung," imbuhnya.
Mahfud MD melihat sendiri bahwa Wiranto mengalami luka tusukan pada bagian perutnya.
"Itu beneran, saya ngelihat sendiri Pak Wiranto ditusuk ada dua tusukan sampai dalam," paparnya.
Bahkan ia mengatakan usus Wiranto harus dipotong sepanjang 60 cm akibat penusukan tersebut.
"Ususnya dipotong kalau selama ini disebut 40 cm, yang benar itu 60 cm," pungkasnya.
• Sekjen PDIP Sebut hanya Hanum Rais Saja yang Anggap Wiranto Ditusuk Hanyalah Settingan
• Sempat Jadi Ajudan Wiranto, Dian Sidik Pemeran Wiro Sableng Ungkap Sifat Asli sang Menkopolhukam
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dikabarkan ditusuk orang tak dikenal hari ini, Kamis (10/10/2019).
Wiranto ditusuk saat sedang berada di Banten.
Informasi ini dibenarkan Mabes Polri.
"Ya, untuk pelaku sudah diamankan," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, ketika dikonfirmasi, Kamis (10/10/2019).
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan saat ini Kapolda Banten tengah berada di lokasi tempat Wiranto ditusuk.
Namun, ia tak bisa berbicara banyak, lantaran masih menunggu informasi lebih lanjut.
"Kapolda (Banten) ada di TKP. Saat ini sedang diperiksa dulu," kata dia.
• Mahfud MD Sebut Unjuk Rasa saat Ini Aneh: Siapa yang Nyetir Kok Isunya yang Sudah Dibahas
• Pimpinan KPK Kembalikan Mandat ke Presiden, Mahfud MD: Artinya Membiarkan Adanya Korupsi
Kolonel Hendi Suhendi Dicopot dari Jabatan Gegara Postingan Istri
Kolonel Hendi diberhentikan karena postingan istrinya terkait insiden penusukan Menko Polhukam, Wiranto di Pandeglang, Banten.
Kolonel Hendi yang baru menjabat sekitar tiga bulan menggantikan Letkol Fajar Lutvi Haris Wijaya mendadak diberhentikan dari jabatan karena melanggar Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.
Selain dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dari jabatan Kodim 1417 Kendari, Kolonel Hendi juga diganjar sanksi militer berupa penahanan ringan selama 14 hari.
Adapun istri Kolonel Hendi berinisial IPDN yang melakukan postingan melalui media sosial akan menjalani proses peradilan umum atas dugaan melanggar Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Pengamat Intelijen Ungkap Alasan Wiranto Dijadikan Sasaran Penusukan
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto menilai bahwa penyerangan terhadap Wiranto dilakukan secara spontan tanpa terencana.
Pelaku melakukan penusukan ketika mendapatkan kesempatan.
"Saya kira tidak direncanakan, ini spontan ketika dia mendapat kesempatan itu dimanfaatkan," ujar Soleman B Ponto, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Metrotvnews.
Lebih lanjut Soleman menuturkan bahwa kelompok yang menyerang Wiranto ini memiliki pendapat siapapun yang menghambat mereka itu adalah musuh.
Dan musuh harus ditiadakan ketika mendapatkan kesempatan.
"Mereka ini sudah punya kelompok sendiri, cara pandang negara seperti apa, dia punya cara pandang tersendiri, sehingga siapa pun yang berbeda pendapat itu adalah musuh yang harus dihilangkan, kapan dihalangkan ya saat dia mendapatkan kesempatan," sambungnya.
Soleman juga memberikan sejumlah alasan dijadikannya Wiranto sebagai sasaran penusukan.
Pertama lantaran adanya kesempatan, kedua karena Wiranto dianggap sebagai orang terkenal.
"Dia melihat ada kesempatan, Pak Wiranto kan sangat terkenal orang yang sangat keras untuk melawan sehingga dalam otaknya dia ah ini Pak Wiranto kesempatan datang kali ini, nah itu dimanfaatkan sebaik-baiknya," paparnya.
Tak hanya itu, Wiranto juga dianggap sebagai musuh karena ia menolak dan selalu mengecam adanya gerakan-gerakan radikalisme, seperti HTI.
Lantaran dianggap musuh maka Wiranto harus dihilangkan.
"Karena selama ini kan Pak Wiranto, HTI bubarkan semua bubarkan kan ada di Pak Wiranto, sehingga Pak Wiranto dianggap musuh bersama bagi kelompok ini sehingga harus ditiadakan," sambungnya.
"Di dalam kepalanya dalam alam tidak sadar, bahwa orang ini adalah penghambat kami sehingga harus dihilangkan," imbuhnya.
(TribunPalu.com)