Terkini Nasional
Muhaimin Iskandar Nilai Kehadiran Nadiem Makarim di Mendikbud Akan Menjadi Tantangan Baru Bagi DPR
"Komisi X akan hadapi tantangan baru salah satunya menteri usia 35 tahun. Menantang, menarik, berani,” ujar Muhaimin
TRIBUNPALU.COM - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mengatakan, kehadiran menteri-menteri muda sebagai mitra Komisi X DPR akan menjadi tantangan tersendiri.
Kehadiran orang-orang muda kreatif seperti Nadiem Makarim yang menakhodai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Whisnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menuntut kecepatan dan ketepatan anggota Komisi X dalam mengimbangi langkah mereka.
"Komisi X akan hadapi tantangan baru salah satunya menteri usia 35 tahun. Menantang, menarik, berani,” ujar Muhaimin dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (30/10/2019).
“Saya tidak tahu kenapa Pak Nadiem (Makarim), mungkin karena kreativitasnya, tetapi bagaimanapun pandangannya tergantung Komisi X," tambahnya.
Begitupun dengan Wishnutama. Ia dinilai orang yang menarik, menantang, berani, dan penuh tantangan.
• Komisi III DPR RI Setujui Idham Azis Jadi Kapolri, Tagar #SelamatCalonKapolri Trending di Twitter
• Pasha Ungu Deklarasi Maju Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020, Usung Brand Nama SPS
Kini, orang-orang kreatif menjadi menteri. Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyatakan, pendidikan Indonesia harus mengedepankan adab.
Segala inovasi dan kreativitas dari peserta didik harus bermuara pada terbentuknya mental yang mengedepankan norma sehingga mampu memberikan kemanfaatan kepada sesama.
“Berbagai inovasi dan kreativitas yang diajarkan kepada peserta didik tidak boleh meninggalkan adab sebagai kerangka utama pendidikan di Indonesia. Penekanan terhadap pentingnya adab ini akan menjaga pendidikan Indonesia tidak terjatuh dalam komodifikasi yang serba material,” tuturnya.
Huda mengatakan, pendidikan berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan.
Pertama, pendidikan harus menumbuhkan ekosistem yang bisa mendorong peserta didik bisa berpikir cerdas.
“Agar bisa cerdas anak-anak kita harus mempunyai kecukupan gizi yang baik, sehingga persoalan biaya pendidikan tidak lagi bicara pada persoalan dasar tentang SPP gratis tapi bagaimana biaya pendidikan tersebut bisa mencakup penyediaan gizi yang baik bagi peserta didik,” katanya.
Kedua, stakeholder pendidikan harus melakukan proses belajar-mengajar dengan dasar cinta.
Dasar kecintaan terhadap ilmu ini akan melahirkan semangat baik dari regulator, pengajar, maupun peserta ajar.
“Saat ini banyak anak-anak kita yang tidak semangat dalam belajar baik karena pengaruh gadget yang saat ini begitu luar biasa maupun karena persoalan lain seperti masalah dalam keluarga,” katanya.
Politisi PKB ini juga menegaskan arti penting seorang guru. Kehadiran guru sebagai seorang pendidik menjadi syarat penting lahirnya pendidikan berkualitas di tanah air.