Kemenkeu Gelar Peringatan Hari Oeang ke-73, Mulai dari Senam Pagi hingga Bernyanyi Bersama
Kemenkeu menggelar serangkaian acara untuk memperingati Hari Oeang ke-73.
TRIBUNPALU.COM - Peringatan Hari Oeang ke-73 yang jatuh pada 30 Oktober 2019 lalu masih terus berlanjut.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk memperingati hari kelahiran uang Republik Indonesia dan dihadiri oleh seluruh jajaran pejabat maupun karyawan beserta keluarga di lingkungan Kemenkeu pada Sabtu (2/11/2019).
Berdasarkan unggahan instastory di akun Instagram Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani @smindrawati, terlihat para pejabat Kemenkeu mengikuti senam pagi bersama.
Mereka mengenakan kaos berwarna biru dengan corak kuning pada bagian lengan dan kerah yang dipadukan dengan topi berwarna kuning dan celana panjang.
Sri Mulyani yang berada di barisan depan terlihat antusias mengikuti gerakan dari instruktur senam yang memimpin.

Lagu Salah Apa Aku yang tengah viral belakangan ini menjadi satu di antara musik pengiring senam pagi ini.
Kegiatan senam dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama.
Tampak penyanyi keroncong Endah Laras turut hadir untuk menghibur pegawai Kemenkeu.
• Mengenal dr. Ikhwan Zein, Putra Mahfud MD yang Namanya Dicatut untuk Penipuan
• 5 Fakta Dilaporkannya Ade Armando oleh Fahira Idris Terkait Meme Anies Baswedan yang Mirip Joker

Selain itu juga ada penampilan tarian daerah di halaman Kemenkeu, Jakarta.
Acara pun dilanjutkan dengan menyanyi bersama yang dipandu oleh Endah Laras.
Sri Mulyani juga tampak ikut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu Bengawan Solo.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani menyampaikan pesan kepada seluruh pejabat maupun karyawan di Kemenkeu untuk menjadikan momen peringatan Hari Oeang ke-73 ini sebagai ajang merefleksikan diri untuk meningkatkan sinergi dalam mengemban tugas sebagai pengelola keuangan negara.
"Bapak Jokowi dan Kiai Maruf Amin mencanangkan Indonesia Maju yang merupakan cita-cita bangsa ini. Maka hari ini kalian semua sebagai pemegang estafet harus bisa ikut berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Maju," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan bahwa Kemenkeu sebagai pengelola keuangan negara harus mampu menyumbangkan segala langkah-langkah di dalam mempersiapkan dan mencapai Indonesia Maju.
Ia berpesan untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut, maka seluruh pegawai Kemenkeu harus memiliki empat hal sebagai berikut.
Pertama, harus meningkatkan kompetensi karena tantangan di masa mendatang tidak menjadi semakin mudah.
Kedua, dalam melakukan pekerjaan harus dengan keikhlasan dan amanah untuk memberikan pengabdian dan pelayanan dalam mengelola keuangan.
Ketiga, seluruh unit di Kemenkeu harus dapat bekerja dengan efisien, gesit, dan lincah. Bekerja dengan cepat dan tepat.
Terakhir, Sri Mulyani meminta seluruh jajarannya tersebut untuk selalu menjaga integritas.
Pada kegiatan pagi ini juga dibagikan hadiah atau penghargaan kepada pegawai yang menjuarai sejumlah perlombaan yang digelar.

Sejarah Oeang Republik Indonesia
Peringatan Hari Oeang bertepatan dengan hari di mana Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan mata uang sendiri, yaitu pada 30 Oktober 1946.
Kala itu mata uang resmi Indonesia diberi nama Oeang Republik Indonesia (ORI).
Sebelum ORI diterbitkan, rakyat Indonesia menggunakan mata uang De Javasche Bank, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang Jepang yang berlaku sejak 1 Oktober 1945.
Oleh karena itu penerbitan mata uang ORI dianggap sebagai tonggak sejarah sekaligus bentuk langkah tegas Indonesia akan keinginannya untuk dapat benar-benar merdeka dari jajahan Belanda dan Jepang.
Dikutip dari laman visual.kemenkeu.go.id, pencetakan ORI mulai dikerjakan pada Januari 1946.
Namun, pada Mei 1946, pencetakan ORI di Jakarta harus dihentikan dan terpaksa dipindahkan ke daerah-daerah seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Ponorogo akibat situasi keamanan.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan yang bertandatangan di atas ORI adalah A.A Maramis meskipun ia tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak November 1945.
Pada saat ORI beredar yang menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan adalah Sjafruddin Prawiranegara di bawah Kabinet Sjahrir III.
Tepat satu hari sebelum ORI diterbitkan, yaitu pada 29 Oktober 1946, Wakil Presiden Mohammad Hatta menyampaikan pidatonya berkaitan dengan penerbitan ORI yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta.
Berikut adalah kutipan pidato Mohammad Hatta.
"Besok, tanggal 30 Oktober 1946 adalah suatu hari yang mengandung sejarah bagi tanah air kita. Rakyat kita menghadapi penghidupan baru. Besok mulai beredar Uang Republik Indonesia sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Mulai pukul 12 tengah malam nanti, uang Jepang yang selama ini beredar sebagai uang yang sah, tidak laku lagi. Beserta dengan uang Javasche Bank. Dengan ini tutuplah suatu masa dalam sejarah keuangan Republik Indonesia. Masa yang penuh dengan penderitaan dan kesukaran bagi rakyat kita. Uang sendiri itu adalah tanda kemerdekaan Negara," tegasnya berapi-api.
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany Priastuti)