Penjelasan Novel Baswedan atas Tudingan Warganet yang Menyebut Kasusnya Hanya Rekayasa

Novel Baswedan pun menanggapi tudingan warganet yang menyebutkan bahwa kasus Novel Baswedan hanyalah rekayasa

Editor: Wahid Nurdin
Kompas.com/Garry Andrew Lotulung
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. 

TRIBUNPALU.COM - Kasus Novel Baswedan kembali menjadi perhatian seiring dengan dilantiknya Jenderal Idham Azis sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) awal November lalu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah meminta Kapolri Jenderal Idham Aziz untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, dalam waktu satu bulan.

"Saya sudah sampaikan ke Kapolri yang baru, saya beri waktu sampai awal Desember 2019, saya sampaikan awal Desember," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Presiden Joko Widodo menyelamati Kapolri Idham Azis.
Presiden Joko Widodo menyelamati Kapolri Idham Azis. (Instagram/jokowi)

Namun, di tengah kabar tersebut muncul tuduhan yang menyebutkan bahwa kasus Novel Baswedan hanyalah rekayasa.

Tuduhan itu dilontarkan seorang warganet yang menunjukkan video Novel masih bisa melihat setelah diserang orang tak dikenal.

Novel Baswedan pun menanggapi tudingan tersebut.

Melalui keterangan tertulis yang disampaikan kuasa hukumnya, Alghiffari Aqsa, Novel menjelaskan bahwa video itu diambil pada kurun waktu April-Juli 2017.

Penyidik KPK Novel Baswedan sedang diskusi di Lobi Gedung KPK, Jakarta, Kamis (11/04/2019). Acara tersebut memperingati 2 tahun atas penyerangan Penyidik KPK Novel Baswedan hingga sekarang kasusnya belum terungkap.
Penyidik KPK Novel Baswedan sedang diskusi di Lobi Gedung KPK, Jakarta, Kamis (11/04/2019). Acara tersebut memperingati 2 tahun atas penyerangan Penyidik KPK Novel Baswedan hingga sekarang kasusnya belum terungkap. (Tribunnews/MUHAMMAD FADHLULLAH)

Novel mengatakan, saat itu ia belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).

"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP pada mata kiri saya karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya untuk menumbuhkan jaringan yang sudah mati," kata Novel, Selasa (5/11/2019).

Novel melanjutkan, upaya itu rupanya tidak menemui hasil hingga Agustus 2017.

Bahkan, dalam waktu enam bulan diperkirakan kedua mata Novel dapat tak bisa melihat sepenuhnya.

Oleh sebab itu, barulah Novel Baswedan menjalani operasi OOKP yang membuat kondisi mata dia terlihat rusak sebagaimana yang terlihat saat ini.

"Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng. Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang," ujar Novel.

"Jadi wajar saja orang awam mengira saya tidak sakit," kata Novel Baswedan.

Novel menyatakan, proses pengobatannya masih terus berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved