Surat Terbuka dari Papua untuk Mendikbud Nadiem Makarim: Ibu Guru, Kami Takut Meja Patah
Seorang Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) di Kabupaten Mappi mengirim surat terbuka pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
"Ini namanya pendidikan mematikan masyarakat, pikirku. Orang tua itu melanjutkan kerasahannya. Bayangkan saja kalau dalam rumah ada tiga sampai empat anak yang ikut Ujian Nasional. Sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Dengan susah payah ia mencari biaya tersebut agar anak-anaknya bisa mendapat ijazah Sekolah Dasar, sedang pejabat sekolah kenyang dengan uang pungutan. Hanya ada satu kata untuk ini, kejam!" tulis Diana
• Tiga Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua, Korban Dikira Anggota Militer yang Menyamar
• Divonis 17 Bulan Penjara karena Palsukan Ijazah, Nurul Qomar Ajukan Banding
• Roger Danuarta & Cut Meyriska dan Judika & Duma Riris, 5 Pernikahan Artis yang Sempat Tak Direstui
Harapan kepada Menteri Nadiem Diana menaruh harapan besar kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk membuat program skala nasional untuk mencerdaskan anak-anak di pedalaman khususnya di Papua.
"Indonesia bukan hanya Jawa, kami pun Indonesia. Indonesia bukan hanya kota-kota besar yang sudah canggih dengan aplikasi-aplikasi pendidikan yang mudah didapat lewat Android. Kami di pedalaman yang masih belajar mengenal abjad juga Indonesia," kata Diana.
"Pak Surya Paloh pernah berkata dalam sebuah acara bertemakan Pertaruhan Sang Ideologi. Saya mau lihat Indonesia yang seutuhnya. Saya mau lihat seiring dengan matahari yang terbit dari ufuk timur, suatu ketika dalam waktu yang tidak lama ada anak-anak Indonesia yang rambutnya keriting, kulitnya hitam, jadi presiden di republik ini," tulis Diana.
Diana setuju dengan pernyataan Surya Paloh, namun untuk saat ini Diana hanya ingin melihat buta huruf mati terkapar saat suara lantang anak-anak pedalaman Indonesia membaca buku.
"Seiring dengan matahari yang terbit dari ufuk timur, saya ingin melihat anak-anak sekolah di pedalaman Mappi bisa menulis cerita mereka dari pena dan kertasnya tanpa merasa sulit menyusun kata pada kumpulan aksara yang terbentang dari A-Z," tutup Diana, dalam surat terbukanya.
(SUMBER: KOMPAS.com/Irsul Panca Aditra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Surat dari Pedalaman Papua untuk Menteri Nadiem: Ibu Guru, Kami Takut Meja Patah"