Azyumadi Azra Tanggapi Kasus Sukmawati: Orang Berbicara Itu Harus Berpikir
Cendekiawan muslim, Azyurmardi Azra menanggapi kasus yang menjerat Putri Presiden Pertama RI Ir Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri.
TRIBUNPALU.COM - Cendekiawan muslim, Azyumardi Azra menanggapi kasus yang menjerat Putri Presiden Pertama RI Ir Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri.
Pasalnya Sukmawati dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh organisasi masyarakat Forum Pemuda Islam Bima, Sabtu (16/11/2019) karena diduga telah melakukan tindak penistaan agama.
Menurut Azyumardi seharusnya Sukmawati lebih berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu.
Harus mampu melihat apakan pernyataannya nanti akan menimbulkan kegaduhan publik atau tidak.
"Saya kira dalam masa sekarang ini ya, masa media sosial, masa distrubsi, memang saya kira harus berhati-hati ya membikin pernyataan publik siapa pun ya.
Harus berpikir melihatnya secara sensitif, apakah ini sensistif atau tidak, apakah ini sensibel atau tidak, itu yang penting," ujar Azyumardi, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Talk Show tvOne.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau sebelum mengatakan apapun harus dipikirkan terlebih dahulu.
Jika pernyataan yang akan diucapkan tidak sesuai dengan bidang dan pemahaman, maka ada baiknya untuk dihindari.
"Orang berbicara itu harus berpikir, ini bidang dia nggak, dia paham nggak mengenai itu, apakah orang paham mengenani posisi nabi Muhammad?
Kalau orang bisa memiliki pemahaman yang benar mengenai hal ini maka orang tidak akan melakukan perbandingan, karena kemudian kalau dilakukan perbandingan tidak sebanding," paparnya.
• Kritik Sukmawati Soekarnoputri, PKS: Hati-hati Membuat Statement Berkaitan dengan Keyakinan Agama
• Dugaan Penistaan Agama Sukmawati Soekarnoputri, Ustaz Yusuf Mansyur: Beliau Offside
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Bung Karno dan Nabi Muhammad SAW tidak bisa dibandingkan.
Ini karena mereka tidak sebanding, Bung Karno merupakan manusia biasa sedangkan Nabi Muhammad adalah Nabi.
"Bung Karno itu kan posisinya sebagai manusia biasa dia presiden kalau Nabi Muhammad SAW itu dia Nabi jadi persoalannya lebih dari manusia biasa dalam pengertian itu tadi posisinya yang sangat sentral di agama," ungkapnya.
Azyumardi lantas mengimbau Sukmawati untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya tersebut.
Hal ini juga untuk menghindari adanya kemarahan yang lebih besar dari seluruh umat Islam.