Hari Guru Nasional

Kemendikbud Unggah Pidato Sambutan untuk Hari Guru, 'Pak Nadiem' Jadi Trending di Twitter

Menjelang peringatan Hari Guru Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengunggah naskah pidato Mendikbud Nadiem Makarim.

Instagram.com/kemdikbud.ri/
Mendikbud Nadiem Makarim 

TRIBUNPALU.COM - Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November.

Penetapan tanggal tersebut juga bertepatan dengan dibentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945.

Menjelang peringatan Hari Guru Nasional yang akan jatuh pada Senin (25/11/2019) mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengunggah naskah pidato Mendikbud Nadiem Makarim.

Kemendikbud mengunggah naskah pidato tersebut melalui laman resminya serta pada akun-akun media sosialnya, Sabtu (23/11/2019).

Tak lama setelah naskah tersebut diunggah pada akun Twitter resmi Kemendikbud, 'Pak Nadiem' langsung menjadi trending.

Setidaknya hingga berita ini ditulis, 'Pak Nadiem' sudah dicuitkan lebih dari empat ribu kali.

Peringati Hari Anak Sedunia, Choi Siwon dan Artis SM Lainnya Rilis Lagu This is Your Day

Peringatan World Antibiotic Awareness Week, Kemenkes Ingatkan Tidak Sembarangan Pakai Antibiotik

Warganet menyoroti isi pidato yang ditandatangani atas nama 'Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim' itu.

Mereka pun memberikan komentar positif atas isi pidato itu.

Bahkan tidak sedikit dari warganet yang menyampaikan pujiannya kepada menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju itu.

"merinding bacanya, rispek Pak Nadiem," tulis komika Ardit Erwandha melalui akun @ArditErwandha.

"Terimakasih Pak Nadiem, bener tgas administratif membuat waktu terbuang dari membuat JURNAL, RPP,SILABUS dll. Saya sdh melakukan perubahan kecil yang Pak Nadiem katakan walaupun belm ke semua kelas tapi akan bertahap dilakukan #selamathariguru," tulis akun @Ruthmanaa.

"Semangat Pak Nadiem, semangat trus para GURU se INDONESIA atasnama Tuhan YME. ...menuntun generasi muda untuk ttap berkarya dan optimis, bukan trus nyinyir lagi pesimis. Negeri ini trlalu berharga untuk 'dihina' oleh bangsanya sendiri. #IndonesiaMaju" tulis akun @heartjac0b.

Ada pula yang menyatakan bahwa pidato dalam rangka upacara peringatan Hari Guru tersebut menjadi jawaban atas keresahan di dunia pendidikan Indonesia selama ini.

"Ya nangis Terima kasih Pak Nadiem, tiap kalimatnya sangat amat mewakili keresahan selama ini.." tulis akun @dhitaakadew.

"Kereen . Serasa nampak cahaya di lorong yg selama ini gelap .terimaksih pak #nadiem," tulis akun @abdii13a.

"Walaupun bukan guru, tp membaca pidato menteri pendidikan dan kebudayaan membuatku melihat secercah cahaya di ujung lorong yg sangat, sangat, sangat gelap." tulis akun @clara_ng.

Wagub Sulteng: Hari Anak Internasional Dapat Dijadikan Momentum Kepedulian Kesejahteraan Anak

Masuk Daftar TIME 100 Next 2019, Nadiem Makarim Disebut Bawa Semangat Anak Muda ke Kabinet Jokowi

Lalu seperti apa isi pidato tersebut?

Berdasarkan naskah pidato yang diunggah Kemdikbud, Menteri Nadiem Makarim mengawali pidatonya itu dengan permohonan maaf karena pada kesempatan itu ia tidak akan menyampaikan kata-kata inspiratif dan retorik.

"Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.

Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda.

Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit."

Selanjutnya dipaparkan fakta yang terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan peran guru sebagai pengajar di sekolah.

"Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan.

Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi."

Menteri Nadiem Makarim kemudian menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan janji-janji kepada para guru.

Namun ia mengungkapkan akan berjuang untuk pendidikan di Indonesia.

"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda.

Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan.

Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia."

Bukan Chairul Tanjung, Ini Sosok yang Ajarkan Putri Tanjung Hidup Mandiri

Surat Terbuka dari Papua untuk Mendikbud Nadiem Makarim: Ibu Guru, Kami Takut Meja Patah

Pada pidato tersebut, Mendikbud juga menyampaikan pesan agar para guru berani untuk mengambil langkah demi perubahan pendidikan di Indonesia.

"Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas.

Semuanya berawal dan berakhir dari guru.

Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah.

Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.

Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.

Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak."

(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved