Kabar Tokoh
Soal Mafia Migas, Sujiwo Tejo: Pak Jokowi Ingin Gunakan Ahok untuk Memerangi Dirinya Sendiri
Budayawan, Sujiwo Tejo menanggapi tugas Basuki Thahaja Purnama (BTP) alias Ahok untuk memberantas mafia migas.
TRIBUNPALU.COM - Budayawan, Sujiwo Tejo menanggapi tugas Basuki Thahaja Purnama (BTP) alias Ahok untuk memberantas mafia migas.
Disebutkan tugas utama yang harus dilakukan Ahok sebagai Komut Pertamina adalah membarantas mafia migas.
Menurut Sujiwo Tejo untuk memerangi mafia migas dibutuhkan sikap urakan.
"Di dalam kebudayaan kalau terjadi kebekuan termasuk kebekuan ngadepin mafia, menghantam kebekuan ini di dalam kebudayaan manapun selalu dibutuhkan orang urakan.
Orang urakan biasanya anti teori," ujar Sujiwo Tejo, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Indonesi Lawyers Club.
Urakan yang dimaksud Sujiwo Tejo adalah menerjang aturan-aturan lama yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
• Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti Diisukan Bakal Gabung BUMN
• Potret Kemesraan Jokowi dan Iriana saat Berdua Pandangi Keindahan Desa di Korea Selatan
Sedangkan kurang ajar adalah menerja aturan-aturan lama untuk bergaya.

"Urakan itu menerjang aturan-aturan lama karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan kalau kurang ajar menerjang aturan-aturan lama untuk gaya-gayaan," papar Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo memberikan contoh nyata sikap urakan.
Ia mengambil contoh kisah romeo dan juliet.
"Saya kira Romeo dan Juliet untuk naik pagar berciuman itu urakan karena keluarganya sudah saling bermusuhan, nggak ada cara lain selain manjat pagar lalu masuk kamarnya, itu urakan," jelasnya.
Lantas Sujiwo Tejo mempertanyakan sikap mana yang akan diambil Ahok dalam memerangi mafia migas tersebut.
"Sekarang pertanyaannya ada dua, urakan dan kurang ajar itu beda," ucap Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo tidak bisa memberikan jawaban terkait hal tesebut.
Ini lantaran rasa simpatinya terhadap Ahok sudah mulai memudar.
• Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti Diisukan Bakal Gabung BUMN
• Ditanya Soal Pemberantasan Mafia Migas, Ahok: Nggak Tau Itu Apa, Saya Bukan God Father
"Jadi apakah Ahok urakan atau kurang ajar? Saya nggak berani jawab, kalau dulu saya berani jawab karena masih murni, waktu itu Bupati Belitung Timur," tutur Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo merasa saat ini Ahok terlalu mendapat banyak pembelaan dari masyrakat.
Hal itu lah yang membuat rasa simpati Sujiwo Tejo terhadap Ahok hilang.
"Wataknya Sujiwo Tejo itu makin sering dibela, makin nggak sennag. Ya sori mungkin Ahok nggak salah tapi karena sering dibelain kesan saya jadi saya makin nggak senang," ujar Sujiwo Tejo.
"Makannya kalau masyarakat ingin sujiwo tejo netral terhadp Ahok mulai sekarang kurangin nyalah-nyalahin Anies, apapun salahnya Anies," sambungnya.
Terlepas dari hal itu, Sujiwo Tejo berharap nantinya Ahok dapat memberantas mafia migas dengan sikap yang urakan bukan kurang ajar.
"Ahok saya berharap pak Said Didu, ketika sudah duduk ini (Komut Pertamina) menghadapi mafia itu dengan urakan," papar Sujiwo Tejo.
Terutama jika dilihat mafia ini berada di kekuasaan.
Maka sikap urakan tersebut sangat dibutuhkan untuk memberantas mafia.
"Apalagi kalau melihat mas adhie massardi sama pak said didu itu kelihatannya mafia migas itu ada di kekuasaan."
"Sori kalau saya salah tapi saya simpulkan dari cara ngomongnya itu, kayaknya ada di kakuasaan itu," sambung Sujiwo Tejo.
Lebih lanjut Sujiwo Tejo menyimpulkan bahwa Presiden Joko Widodo menunjuk Ahok sebagai Komut Pertamina bertujuan untuk memerangi mafia migas yang berada di kekuasaan.
"Mungkin Pak Jokowi ingin menggunakan Ahok untuk memerangi tubuhnya sendiri,terus kenapa Ahok ya ini kehidupan bukan teori," ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Sujiwo Tejo kedekatan sejarang juga menjadi salah satu alasan Jokowi memilih Ahok sebagai Komut Pertamina.
"Ya namanya orang itu ada sejarahnya, mungkin Pak Jokowi punya sejarah sama Ahok yang kita nggak tahu," pungkasnya.
• Fadli Zon Soal Ahok jadi Bos Pertamina: Apa Sih Hebatnya Ahok? Memang Dia Ahli Minyak?
• Ahok jadi Bos Pertamina, Pengamat: Ini Upaya Jokowi Berperang Melawan Mafia Migas
Tonton video selengkapnya:
Jawaban Ahok saat Ditanya Soal Mafia Migas
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hari ini Senin (25/11/2019) mendatangi Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kedatangan Ahok ke Kantor Kementerian BUMN adalah untuk menerima surat keputusan (SK) menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina.
Di sela-sela kunjungannya tersebut Ahok melayani sejumlah pertanyaan dari wartawan.
Satu hal yang ditanyakan oleh wartawan adalah soal mafia minyak dan gas (migas) di Pertamina.
Ahok mengatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu persoalan mafia migas tersebut.
• Ditanya Soal Pemberantasan Mafia Migas, Ahok: Nggak Tau Itu Apa, Saya Bukan God Father
• Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Gerindra: Jika Kinerja Tak Bagus Kami Minta untuk Dipecat
"Saya nggak tahu maksud mafia migas itu apa ya? Saya kan bukan God Father," ujar Ahok disambut tawaan dari sejumlah wartawan, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Kompas TV.
Lebih lanjut Ahok menegaskan bahwa jabatannya di Pertamina hanya sebagai Presiden Komisaris bukan Presiden Direktur.
Jadi ia merasa tidak memiliki wewenang untuk memberikan jawaban yang lebih rinci terkait persoalan Pertamina.
"Saya kira itu kita ikuti yang ada di Pertamina, saya katakan saya ini preskom bukan presdir," pungkas Ahok.
Erick Thohir Resmi Tunjuk Ahok Sebagai Komisaris Utama Pertamina
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menjabat Komisaris Utama PT Pertamina.
"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
"(Ahok) akan didampingi Pak Wamen (BUMN) Budi Sadikin jadi wakil komisaris utama," lanjut dia.
Selain masuknya Ahok dan Budi Sadikin, mantan Dirut PT Telkomsel Emma Sri Martini menjabat Direktur Keuangan PT Pertamina.
"Juga ada Direktur Keuangan (Pertamina) yang baru, Ibu Emma dari yang sebelumnya Dirut PT Telkomsel," lanjut Erick.
Rencana penunjukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menjadi salah satu petinggi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menuai pro dan kontra.
Ada yang menganggap Ahok tak pantas jadi petinggi di salah satu perusahaan besar BUMN.
Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dianggap bukan sosok yang bersih.
(TribunPalu.com/Lita Andari Susanti)