Ancaman Joko Widodo untuk Mafia Impor Migas: Hati-hati, akan Saya Gigit Orang Itu

Presiden Joko Widodo mengancam para mafia impor minyak dan gas (migas) yang menghambat berjalannya program pemerintah.

Instagram @jokowi
Pelantikan Presiden Joko Widodo di Gedung MPR 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam para mafia impor minyak dan gas (migas) yang menghambat berjalannya program pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan yang melebar.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

"Yang saya sampaikan, kalau mengganggu B20, B30, dan urusan DME, hati-hati. Akan saya gigit orang itu! Enggak selesai-selesai masalah ini kalau nggak kita selesaikan," kata Jokowi, dilansir kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (28/11/2019).

Bahkan, Jokowi mengantongi nama para pelaku mafia migas yang kerap mengimpor.

Namun, mantan wali kota Solo ini tak mau menyebutkan pelaku mafia tersebut.

"Kenapa lama tidak kita lakukan? Ya karena kita senang impor. Siapa yang impor? Ya orang-orang yang senang impor, bapak ibu saya kira tahu semuanya,"

"Ada yang senang impor dan tidak mau diganggu impornya, baik itu minyak baik itu LPG. Ini mau saya ganggu," paparnya.

Kak Seto Menilai Kebiri Kimia Bagi Pelaku Cabul adalah Pengobatan, Bukan Hukuman

Sujiwo Tejo Prediksi Sikap Ahok dalam Berantas Mafia Migas, Urakan atau Kurang Ajar?

Soal Mafia Migas, Sujiwo Tejo: Pak Jokowi Ingin Gunakan Ahok untuk Memerangi Dirinya Sendiri

Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ahok Berkewajiban Berantas Mafia Migas dari Hulu hingga Hilir

Menurut Jokowi, selain harus mampu bertahan dari berbagai tekanan eksternal cara berikutnya adalah dengan mencari sumber-sumber baru.

Jokowi mengaitkan hal tersebut dengan transformasi ekonomi yang tengah dikejar oleh pemerintah.

Selama ini Indonesia banyak mengekspor komoditas dalam bentuk bahan mentah, seperti nikel, timah, bauksit, hingga batu bara.

Padahal, apabila komoditas tersebut diolah sehingga menghasilkan produk turunan berupa barang jadi atau setengah jadi maka akan memiliki nilai tambah yang lebih besar.

"Sebagai contoh batu bara, kalau dioleh menjadi DME, menjadi polypropylene bisa mengganti impor kita atas LPG, bisa mengganti impor bahan-bahan baku untuk pakaian," pungkasnya.

Demikian juga dengan produk lain seperti kelapa sawit yang bisa diolah menjadi biodiesel, dan nikel, mangan, serta cobalt yang produk turunannya bisa menjadi bahan untuk lithium baterai.

Lebih jauh, Jokowi menyebut, pemerintah tengah mengatur strategi besar bisnis negara agar Indonesia bisa menjadi pemain besar penghasil produksi lithium baterai dunia.

"Karena ke depan yang namanya mobil listrik itu pasti akan besar-besaran diproduksi karena orang sudah tidak senang lagi menggunakan energi fosil," imbuhnya.

Usai Salat Idul Adha di Kebun Raya Bogor, Jokowi dan Iriana Bersalaman dengan Warga, Minggu (11/8/2019).
Usai Salat Idul Adha di Kebun Raya Bogor, Jokowi dan Iriana Bersalaman dengan Warga, Minggu (11/8/2019). (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)
Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved