Gibran Rakabuming Maju Pilkada Solo 2020, Pengamat Ingatkan Tak Semudah Kelola Usaha Martabak

Majunya Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo, menjadi bakal calon Wali Kota Solo menuai kritikan dari berbagai pihak.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo. 

TRIBUNNEWS.COM - Majunya Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo, menjadi bakal calon Wali Kota Solo menuai kritikan dari berbagai pihak.

Gibran dianggap terlalu terburu-buru untuk maju di Pilkada 2020.

Apalagi, Gibran dianggap belum memiliki pengalaman politik yang cukup.

Dilansir Kompas.com, pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, M Yulianto menilai langkah Gibran berpotensi membuat rusaknya sistem kaderisasi di PDIP.

"Kalau dibiarkan maka akan diikuti tokoh-tokoh politik PDIP lainnya dengan meniru pola seperti di Solo dengan membangun klan dinasti. Ini yang patut disayangkan, karena bisa merusak sistem kaderisasi di PDIP," ujar Yulianto.

Gibran dinilai terlalu ngebet maju Pilkada Solo di saat sang ayah masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Yulianto menyebut organisasi partai membutuhkan komunikasi dan komitmen dari seluruh bagiannya.

Nilai Gibran Pantas Maju Pilkada, Deddy Sitorus: Tak Pantas Jika Pak Jokowi Angkat Jadi Menteri

Fahri Hamzah Nilai Majunya Gibran Rakabuming dalam Pilkada Solo 2020 dapat Turunkan Reputasi Jokowi

"Jangan mentang-mentang punya power, maka terus ikut maju di kontestasi pemilihan wali kota. Karena organisasi partai itu harus ada komunikasi yang dibangun dan harus mampu menjalankan komitmen bersama seluruh elemen di dalamnya," ujar Yulianto.

Yulianto menyebut tidak akan mudah memimpin partai politik seperti PDIP.

"Kalau anaknya Jokowi lebih ditopang milenial yang kepingin perubahan. Tapi kemampuan memimpin bisnis boleh-boleh saja, belum tentu dia mampu di parpol. Itu tidak semudah mengelola perusahaan martabak," kata Yulianto.

Yulianto menilai situasi politik saat ini berbeda dengan kondisi politik saat Jokowi maju sebagai Wali Kota Solo.

"Jelas berbeda dengan situasi politik ketika Pak Jokowi dulu terpilih jadi Wali Kota Solo. Karena Solo saat itu krisis kepemimimpan, jadinya Pak Jokowi unggul dalam mendapatkan momentum," ujarnya.

Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Solo
Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Solo (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Dianggap Bisa Rusak Reputasi Jokowi

Kritikan untuk Gibran juga diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah menilai, keikutsertaan Gibran di Pilkada Solo 2020 akan merusak reputasi Jokowi, terlepas dari hasilnya akan menang atau kalah.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved