Ini Langkah Erick Thohir untuk Atasi Masalah Gagal Bayar Jiwasraya
"Tetapi untuk korporasinya, insya Allah hari ini ada persetujuan dari Presiden pembentukan holding asuransi," ujarnya ditemui usai peresmian B30 di SP
TRIBUNPALU.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan mengambil langkah membentuk induk usaha di sektor industri alias holding asuransi untuk mengatasi kasus gagal bayar Jiwasraya.
Dipastikan pembentukkan holding ini akan berlangsung pada tahun 2020 mendatang setelah direstui oleh Presiden.
"Tetapi untuk korporasinya, insya Allah hari ini ada persetujuan dari Presiden pembentukan holding asuransi," ujarnya ditemui usai peresmian B30 di SPBU Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Tujuan dari pembentukkan holding asuransi tersebut sebagai solusi kasus gagal bayar Jiwasraya. Nantinya holding asuransi bisa menghimpun dana yang bisa digunakan untuk membayar ganti rugi nasabah Jiwasraya,
Saat ini, para nasabah Jiwasraya terus menuntut ganti rugi, termasuk datang langsung ke Kantor Kementerian BUMN.
"Supaya ada kepastian pendanaan buat para nasabah hari ini menanyakan ke mana uangnya,"
Bila Presiden memberikan persetujuan, maka nantinya perusahaan holding tersebut membutuhkan 1-2 bulan untuk memiliki cukup dana untuk mengembalikan uang nasabah.
Erick menyebut, holding asuransi merupakan upaya pemerintah melalui BUMN untuk hadir, bertanggung jawab dan memberi solusi atas persoalan gagal bayar perusahaan pelat merah.
"Bayangkan apakah itu (gagal bayar Jiwasraya) menjadi skenario pemerintah? itu tidak. Itu oknum, tapi pemerintah hadir untuk rakyat, bertanggungjawab memberikan solusi," ucapnya.
Sementara terkait kasus-kasus hukum Jiwasraya lanjut Erick, penegak hukum yang akan mengusut tuntas. Namun, dari segi korporasi, pemerintah akan terus mengupayakan mencari solusi penyelesaian masalahnya.
Erick menyebut, ada kerugian gagal bayar klaim nasabah asuransi Jiwasrayahingga Rp 2 triliun.
Namun dananya masih dalam perhitungan serta pembahasan antara Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan
"Di situ mungkin ada kira-kira Rp 1,5 sampai 2 triliun per tahun. Makanya saya bilang pasti ada rekstrukturisasi. Itu langkah awal. Langkah kedua dan ketiga juga ada, tapi saya belum bisa bicara langkahnya secara korporasi. Takutnya nanti, salah persepsi," ujarnya.
Namun ditegaskan kembali, pemerintah akan bertanggungjawab akan mengganti seluruh uang nasabah Jiwasraya yang hilang.
"Tapi, pemerintah pasti akan memberikan solusi supaya ada kepastian. Bagaimana pun juga kan ini uang publik, uang rakyat," kata Erick.
Cerita Erick Thohir yang Diancam saat Bersih-bersih BUMN: Kalau Ini Dicopot Berhadapan dengan Kami
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui dirinya menerima banyak ancaman dan teror setelah melakukan pencopotan beberapa petinggi BUMN.
Erick Thohir mengatakan ancaman dan teror tersebut adalah hal yang harus dihadapi ketika ingin bersih-bersih BUMN.
Dikutip TribunWow.com, mulanya Erick Thohir mengungkapkan rasa syukurnya karena diberi amanat mengemban tugas sebagai Menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Alhamdulillah, bahwa Allah sudah memberikan sesuatu yang luar biasa kepada saya," kata Erick Thohir di kanal YouTube OPSI METRO TV, Senin (16/12/2019).
"Tentu kita harus jaga, ini yang saya juga tidak malu-malu bicara dengan keluarga saya jangan ganggu saya," tambahnya.
Setelah menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan dirinya memperingatkan orang-orang agar tidak tertipu ketika ada pihak yang mencatut nama keluarganya dalam suatu kepentingan tertentu.
"Jadi kalau nanti ada yang bawa nama istri saya, anak saya atau kakak saya, ataupun keluarga saya, cek dulu ke saya," ujarnya.
Erick Thohir bercerita nama Wakil Menterinya (Wamen) pernah dipakai dalam proses rekruitmen komisaris dan direksi BUMN.
"Sekarang banyak sekali, Wamen saya saja sudah dipakai namanya dalam perekrutan komisaris dan direksi," terangnya.
Kemudian menanggapi soal teror, Erick Thohir mengatakan memang mau tak mau harus siap menghadapi hal tersebut.
"Hal-hal ini memang menjadi sesuatu yang kita harus hadapi," ujarnya.
Teror yang diterima oleh dirinya selama ini berbentuk pesan melalui SMS atau aplikasi WhatsApp.
"Belum lagi misalnya teror-teror, bukan ke fisik, misalnya dengan SMS, dengan WhatsApp," jelas Erick Thohir.
Erick Thohir kemudian mencontohkan sebuah pesan teror yang pernah diterimanya.
Sebut Contoh Teror
"Saya dengar ini mau dicopot, kalau ini dicopot berhadapan dengan kami," ujarnya menirukan isi pesan teror yang pernah ia terima.
Ia lanjut bercerita soal kasus lain di mana dirinya dikirimi foto-foto direksi BUMN dengan tujuan agar mendapat nilai baik dari Erick Thohir.
Erick Thohir dengan tegas mengatakan jika memang ingin dinilai baik tidak perlu mengirimkan foto-foto dengan harapan mendapat respon positif.
Hal yang ingin dilihat olehnya menurut penjelasan Erick Thohiradalah kinerja nyata.
Kinerja tersebut nantinya dapat terlihat dari fakta-fakta di lapangan.
Erick Thohir justru akan mencopot terlebih dahulu oknum yang menggunakan cara lewat kirim foto tersebut.
"Hal-hal seperti itu, kita harus jalankan, justru itu yang saya bilang pada direksi BUMN yang sekarang banyak mengirim foto ke saya dari orang lain, mungkin itu yang saya copot duluan," paparnya.
"Berarti mereka tidak percaya dengan profesionalisme mereka, kalau mereka percaya kan akhirnya bisa saya lihat, company ini baik, bottomline-nya baik, bisnis modelnya baik."
"Bukan nakut-nakutin, tapi selama kita yakin, benar uangnya halal it's okay (tidak apa-apa," tambahnya.
Komitmen Transparansi Erick Thohir
Selain menilai dari segi kinerja, Erick Thohir mengatakan dirinya meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa seluruh keuangan petinggi BUMN, Wakil Menterinya, termasuk dirinya sendiri.
"Selama itu transparan dan terbuka, mungkin ketua PPATK sudah bikin statement (pernyataan)," kata Erick Thohir.
"Tolong seluruh direksi maupun saya maupun Wamen saya maupun deputi saya mesti dicek keuangannya secara PPATK," imbuhnya.
Meskipun sangat ketat soal transpransi, Erick Thohir menegaskan dirinya tidak pernah melarang para direksi BUMN merasakan kemewahan.
"Saya tidak pernah melarang direksi BUMN enggak makan enak,enggak pernah melarang," katanya.
Ia membolehkan para petinggi BUMN tersebut menikmati kekayaan selama perusahaan yang dimpimpinnya banyak menghasilkan keuntungan dan berkembang.
"Tetapi kalau BUMNnya sakit, apa pantas, kemana-mana naik business class, bahkan first class," ujar Erick Thohir
Untuk menegaskan hal tersebut, Erick akui dirinya telah membuat surat edaran.
Di antaranya adalah surat edaran soal pemilihan kelas saat berpergian menggunakan pesawat.
Kemudian soal tata cara penjamuan makanan yang harganya harus masuk akal sesuai dengan acara yang digelar.
"Makannya kemarin saya buat edaran, bahwa kalau BUMNnya sehat boleh bisnis, cuman kalau sakit ekonomi ," tutur Erick Thohir.
"Bagaimana kita cut cost (potong anggaran), itu yang akan menyehatkan," tambahnya.
Persoalan Suvenir BUMN
Ketika membahas soal kesiapan para pimpinan BUMN mengubah gaya hidup mereka di BUMN, Erick Thohir mengatakan semua tergantung kepada individu pimpinan masing-masing.
"Saya enggak tahu tergantung pimpinannya," kata Erick Thohir.
Ia kemudian membahas masalah pembagian suvenir yang pernah terjadi di era kementerian BUMN di masal lalu.
Kegiatan bagi-bagi suvenir dengan harga yang tak wajar disayangkan oleh Erick Thohir.
"Sama juga kemarin saya buat surat edaran mengenai suvenir," terangnya.
"kalau ini perusahaan TBK memberi suvenir ke publik kan suvenir itu bukan sesuatu yang mewah."
"Tapi kalau sampai ada rapat perusahaan tertutup di mana selalu bagi-bagi suvenir di kementerian ini, akhirnya enggak objektif."
"Coba bayangkan 800 perusahaan BUMN, rapat umum di gedung ini masing2 memberi hadiah handphone terbaru dan tv," imbuhnya.
Erick Thohir menegaskan bahwa kebijakan pembagian suvenir yang terlalu mahal tidak diperlukan oleh Indonesia.
"Menurut saya enggak usah lah,"lanjutnya.
Video dapat dilihat di menit 6.55
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Langkah Erick Thohir Atasi Masalah Gagal Bayar Jiwasraya" dan Cerita Erick Thohir Dapat Ancaman saat Bersih-bersih BUMN: Kalau Ini Dicopot Berhadapan dengan Kami