Jakarta Diprediksi akan Tenggelam Pada Tahun 2050, Lokasi Ini yang Pertama Berakhir di Bawah Air

Peneliti geoteknologi memprediksi Jakarta akan benar-benar tenggelam tahun 2050.

(Warta Kota/Alex Suban)
Sejumlah kendaraan mencoba menerobos banjir yang menggenangi Jalan Jatinegara Barat dan sekitarnya, di Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Curah hujan yang tinggi ditambah dengan luapan air Sungai Ciliwung dan tingginya muka air laut membuat beberapa kawasan di Jakarta terendam banjir. Insert: Ahok dan Anies Baswedan 

TRIBUNPALU.COM - Jakarta kembali dilanda banjir besar.

Hujan yang mengguyur sejak 31 Desember lalu benar-benar bikin ibu kota lumpuh.

Banjir tersebut juga menegaskan bahwa perubahan iklim itu benar-benar nyata.

Hal serupa juga terjadi pada Desember 2017 lalu.

Ketika itu, badai cuaca aneh mengubah jalan-jalan Jakarta menjadi sungai dan menghambat hampir semua aktivitas di ibu kota.

Seorang peneliti iklim lokal, Irvan Pulungan, khawatir suhu udara akan meningkat beberapa derajat dan permukaan laut akan terus bertambah tinggi hingga tahun-tahun setelahnya.

Hal tersebut jelas merupakan malapetaka bagi kota padat penduduk sekaligus pusat pemerintahan Indonesia ini.

Dilansir dari New York Times, pemanasan global ternyata bukan satu-satunya penyebab di balik banjir besar yang menyerbu sebagian besar wilayah Jakarta pada tahun 2007.

Masalahnya, kota itu sendiri sedang 'menenggelamkan' dirinya.

Bahkan jika mau dihitung, Jakarta adalah kota yang tenggelam paling cepat dibandingkan kota besar lainnya di planet ini.

Bahkan lebih cepat daripada perubahan iklim yang menyebabkan laut naik.

5 Banjir Bandang Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Berlangsung Selama 6 Bulan, Di mana Saja?

Dibantu Rano Karno Evakuasi dari Banjir, Mak Nyak: Terima Kasih Doel, Kalau Nggak Sudah Kelelep

Dok. BNPB
Begitu cepat sehingga sungai bisa mengalir ke hulu dan hujan biasa bisa menyebabkan genangan air tinggi di mana saja.

Penyebab utamanya: warga Jakarta menggali sumur ilegal.

Menggali sumur ilegal seperti membuka saluran udara sebuah balon yang menahan kota ini di bawah permukaan tanah.

Kabupaten-kabupaten pesisir seperti Muara Baru telah tenggelam sebanyak 4,2 meter dalam beberapa tahun terakhir.

Perubahan iklim di sini hanya memperburuk sejumlah keadaan yang sudah terlanjur terjadi.

Sumber: Suar.id
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved