Rasmijan, Nelayan yang Pernah 'Perang Botol' dengan Kapal Taiwan di Natuna: Keamanan Harus Dijaga

Seorang nelayan asal Pantura, Rasmijan menceritakan pengalamannya saat terlibat bentrok dengan kapal asing.

Youtube Najwa Shihab
Seorang nelayan asal Pantura, Rasmijan menceritakan pengalamannya saat terlibat bentrok dengan kapal asing. 

"Makanya ini kalau nelayan kita mau diarahkan ke sana, saya berterima kasih sekali. Cuman keamanannya juga harus dijaga," pungkasnya.

Simak selengkapnya berikut ini

 

Cerita Dedi, nelayan Natuna yang diusir Coast Guard China

Dilansir dari Tribunnews.com, Dedi, Nelayan Indonesia yang melaut mencari ikan di perairan Natuna sejak 2004 mengaku sering mendapat teror dari kapal China serta kapal asing lain.

Dedi mengaku intensitas kapal asing yang masuk perairan sempat berkurang pada beberapa tahun lalu, namun kembali banyak mulai tahun 2019.

Ia mengaku tak tahu penyebab banyaknya kapal asing masuk di perairan Natuna.

"Setahu saya tahun 2000an itu lebih banyak, tapi waktu tahun 2018, tahun 2017 itu sudah berkurang, tapi ini tahun 2019 mulai lagi," tutur Dedi saat berbicara di acara Mata Najwa, Rabu (8/1/2020)

Dedi menyebut untuk saat ini perairan Natuna agak rawan bagi dirinya serta Nelayan lainnya.

China Buka Suara Soal Natuna Setelah Indonesia Kirim Pesawat Tempur & Kapal Perang: Indonesia Tenang

Dubes China untuk RI Buka Suara Soal Natuna: Teman Baik Kadang Punya Perspektif yang Berbeda

Tanggapi Kunjungan Jokowi ke Natuna, Pengamat Militer: Ini Kok Reaksi yang Overacting Ya?

Dedi terakhir berjumpa dengan nelayan China serta kapal Coast Guard-nya pada 26 oktober 2019, saat itu ia diusir oleh kapal Cost Guard China.

Padahal berdasar titik koordinat yang ia pantau, kapalnya masih berada di perairan Indonesia.

"Dia mau mepet kapal saya, jadi saya minggir, tapi saya lari dengan pelan saja," tutur Dedi.

Dedi juga mengaku, tak hanya kapal China yang memasuki peraian Natuna, namun juga kapal Vietnam.

"Kalau China itu kapal Besi, kalau Vietnam kapal Kayu," ucapnya.

Dedi mengaku biasa melaut hanya seorang diri dengan kapalnya yang bermuatan sekitar 7 ton.

Ia sering berhadapan dengan kapal asing yang lebih besar dengan muatan mencapai 50 hingga 100 ton.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved