Penjelasan BMKG Soal Isu Zona Megathrust di Selat Makassar yang Picu Gempa Bumi Besar
Tanggapan BMKG soal informasi di media sosial mengenai adanya zona megathrust di Selat Makassar yang mampu memicu gempa maha dahsyat.
1. Tsunami Utara Gorontalo pada 25 Agustus 1871: tidak ada korban jiwa.
2. Tsunami Tolitoli pada 2 Februari 1904: tidak ada korban jiwa
3. Tsunami Kwandang-Manado pada 29 Januari 1920: tidak ada korban jiwa
4. Tsunami Tolitoli pada 1 Januari 1996: 9 orang meninggal.
BMKG Imbau Masyarakat Agar Tak Khawatir
Kendati demikian, Daryono menuturkan, adanya potensi gempa dan tsunami di Sulawesi tidak perlu membuat masyarakat berkecil hati dan khawatir berlebihan.
"Semua informasi terkait potensi gempa dan tsunami harus direspon dengan langkah nyata, dengan upaya memperkuat mitigasi guna meminimalkan dampak," jelas Daryono.
Daryono menyampaikan, meskipun tinggal di daerah rawan gempa, masyarakat akan tetap dapat hidup dengan aman dan nyaman.
"Karena yang paling penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder, dan masyarakat," terangnya.
"Selain itu, menyiapkan infrastrukturnya yang tahan gempa," sambung Daryono.
Daryono pun memaparkan sejumlah negara yang rawan gempa seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Selandia Baru.
Menurut Daryono, negara-negara tersebut merupakan negara rawan gempa yang memiliki sumber gempa yang aktif dan kompleks.
Tetapi, ia menyampaikan, negara-negara itu berusaha memitigasinya hingga mereka menjadi negara maju dan terus berkembang.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Muncul Isu Ada Zona Megathrust di Selat Makassar yang Picu Gempa Dahsyat, BMKG Beri Penjelasan