Terkini Nasional

Klaim Wilayahnya Lebih Besar dari NKRI, Kegiatan Keraton Agung Sejagat Kini Disorot Polri

"Ini masih kita cek seperti apa kerajaan tersebut," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono

Tangkapan Layar Kompas TV
Totok Santosa Hadiningrat Pimpinan Keraton Agung Sejagat Purworejo 

Terkait dengan keterlibatan Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dalam organisasi JOGJA-DEC, Puji menerangkan, DEC adalah bagian dari fahsal-fahsal di bawah kekuasaan Kerajaan Keraton Agung Sejagat.

"DEC itu bagian dari keraton tujuannya adalah untuk mensejahterakan keluarga, utamanya adalah sandang pangan papan," ungkap Puji.

Adapun, kondisi keramaian pengunjung sekarang yang mendatangi keraton menurutnya adalah bagian dari keinginan sekaligus bukti bahwa Kerajaan Keraton Agung Sejagat terbuka.

Totok Santosa Hadiningrat Pimpinan Keraton Agung Sejagat Purworejo.
Totok Santosa Hadiningrat Pimpinan Keraton Agung Sejagat Purworejo. (Tangkapan Layar Kompas TV)

Ketika ditanya terkait bagaimana pembiayaan dalam sistem kerajaan, termasuk seragam, menurut Puji, semuanya menggunakan biaya sendiri.

"Tidak ada janji-janji, paling adalah wejangan seperti menceritakan sejarah Jawa, dan misinya adalah menyejahterakan masyarakat dalam hal sandang pangan papan," pungkasnya. 

 Viral Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Ada Lambang Bintang David dan NAZI di Singgasana Raja

 Viral Munculnya Kerajaan Baru di Purworejo, Keraton Agung Sejagat Akui Punya Kekuasaan Melebihi NKRI

Nama Ratu adalah ibunda Raja Hayam Wuruk

Publik Indonesia tengah digegerkan dengan keberadaan kerajaan baru yang dinamai Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo.

Betapa tidak, sang pemimpin kerajaan, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat - Kanjeng Ratu Dyah Gitarja mengklaim menguasai seluruh dunia.

Keduanya juga mengklaim jika merupakan pewaris takhta Majapahit.

Kerajaan mereka terletak di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo.

Di lokasi yang mereka sebut sebagai "keraton", Totok dan pengikutnya kerap menggelar acara "acara" kerajaan.

Menilik dari sejarah, memang ada hubungan antara nama Dyah Gitarja dengan Majahapit.

Dyah Gitarja merupakan ibunda dari raja Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk yang memimpin Majapahit pada periode 1350-1389 itu membawa kerajaannya ke masa keemasan.
Dyah Gitarja bersuamikan Cakradhara yang kemudian bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel.

Sebelum Hayam Wuruk naik takhta, Dyah Gitarja, adalah Ratu Majapahit yang dikenal dengan nama Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved