Tersangka Penyebar Aliran Sesat di Tana Toraja Berpura-pura Sakit Saat Hendak Diperiksa Polisi

Paruru Dg Tau memenuhi panggilan Sat Reskrim Polres Tana Toraja pada Rabu (15/1/2020) malam.

Editor: Imam Saputro
TRIBUN TIMUR/TOMMY PASERU
Paruru Dg Tau diperiksa penyidik di Polres Tana Toraja, Jumat (17/1/2020), terkait aliran sesat yang dilakukanya di Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Mengkendek. 

TRIBUNPALU.COM, MAKALE - Paruru Dg Tau memenuhi panggilan Sat Reskrim Polres Tana Toraja pada Rabu (15/1/2020) malam.

Pemanggilan terhadap Paruru Dg Tau terkait aliran sesat yang dilakukanya di Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Mengkendek.

Namun saat tiba di Mapolres Tana Toraja, Rabu (15/1/2020) sore, Paruru Dg Tau beralasan sakit.

Hal itu disampaikan Paruru Dg Tau di hadapan penyidik saat hendak diperiksa.

Pria dengan rambut gondrong itu tiba-tiba merasa kesakitan pada bagian perut.

Menindaklanjuti hal tersebut, petugas kemudian membawa Paruru ke Rumah Sakit (RS) Lakipadada.

Pimpinan Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) Sulsel, Paruru Dg Tau, membantah dirinya telah mendeklarasikan diri sebagai nabi terakhir.
Pimpinan Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) Sulsel, Paruru Dg Tau, membantah dirinya telah mendeklarasikan diri sebagai nabi terakhir. (Tribuntimur.com/Mahyuddin)

Saat tiba di RS Lakipadada Paruru kemudian diperiksa oleh pihak rumah sakit.

Namun setelah diperiksa tidak ditemukan penyakit apapun yang dialami oleh Paruru.

Termasuk bagian perut yang katanya sakit.

"Polisi menyimpulkan Paruru Dg Tau hanya beralasan sakit saat hendak diperiksa," kata Kasat Tahti Polres Tator, Marten Manan.

Sekadar diketahui kedatangan Paruru ke Polres Tana Toraja pada Rabu 15 Januari 2020 memenuhi panggilan yang kedua.

 Atas pemanggilan tersebut Paruru diperiksa oleh penyidik Sat Reskrim Polres Tana Toraja.

"Dari hasil gelar perkara, Paruru Dg Tau dinyatakan layak naik sidik atau memenuhi unsur ke tahap penyidikan," kata Kapolres Tator melalui Paur Humas, Aiptu Erwin.

Paruru Dg Tau, penyebar aliran sesat di Kabupaten Tana Toraja ditetapkan sebagai tersangka.

Penetapan tersebut pasca Paruru Dg Tau diperiksa oleh Sat Reskrim Polres Tana Toraja pada Rabu (15/1/2020) malam.

Paruru Daeng mengaku sebagai Nabi terakhir.
Paruru Daeng mengaku sebagai Nabi terakhir. (Kompas.com)

"Dari hasil gelar perkara, Paruru Dg Tau dinyatakan layak naik sidik atau memenuhi unsur ke tahap penyidikan," kata Kapolres Tana Toraja melalui Paur Humas, Aiptu Erwin.

Saat ini, Paruru Dg Tau telah ditahan di Mapolres Tana Toraja untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Paruru Dg Tau ditetapkan sebagai tersangka atas kasus aliran sesat.

Selain itu pria dengan rambut gondorong ini mengaku sebagai nabi terakhir bagi pegikutnya.

Praktek aliran sesat ini dilakukan Paruru Dg Tau dilakukan di Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja.

Diberitakan sebelumnya, pimpinan Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) Sulsel, Paruru Dg Tau, membantah dirinya telah mendeklarasikan diri sebagai nabi terakhir.

“Sumpah demi Allah, saya tidak pernah bilang diri saya nabi, apalagi rasul,” kata pria murah senyum itu saat bertandang ke redaksi Tribun Timur, Makassar, Senin (30/12/2019).

Warga Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa itu heran dengan tudingan beberapa pemuka agama terkait ajarannya bertentangan dengan rukun Islam.

“Saya ini telah beberapa kali mengikuti pertemuan dengan ulama dan kepolisian. Mereka tidak bisa buktikan saya ini menyalahi syariat Islam,” ujar Paruru.

Kendati demikian, dia tak menyalahkan orang-orang beranggapan salah tentang kegiatan lembaganya itu.

Pria yang mengikat rambut bagian belakangnya itu menilai, orang-orang beranggapan negatif karena tak mengenalnya dengan baik.

“Dulu juga pernah keluarga anggap saya gila, tapi lambat laun mereka semua paham,” ucap Paruru yang tidak lagi mengayuh becak sejak 2009.

Dia menjelaskan, lembaga bentukannya itu fokus pada ajaran kejujuran dan kasih sayang.

Muridnya pun tak begitu banyak, berkisar 100 orang.

“LPAAP ini berpusat di Palopo tapi murid saya tersebar di sejumlah kabupaten. Mereka hanya saya ajak untuk berbuat jujur dan baik terhadap sesama,” terang Paruru.

 

November lalu, Paruru dilaporkan MUI ke Polres Tana Toraja atas dugaan penyebaraan aliran sesat.

Laporan itu bukan yang pertama, 2010, Paruru juga pernah berurusan dengan Polsek Rappocini dengan kasus yang sama.

Sering Dibisiki Kakek Gaib dari Gunung Bawakaraeng

Pimpinan Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) Sulsel, Paruru Dg Tau, membantah dirinya telah mendeklarasikan diri sebagai nabi terakhir.
Pimpinan Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) Sulsel, Paruru Dg Tau, membantah dirinya telah mendeklarasikan diri sebagai nabi terakhir. (Mahyuddin/tribuntimur.com)

Paruru menyebut dirinya tidak mengetahui banyak hal, apalagi terkait agama.

Hanya saja, selama ini dia kerap mendapat petunjuk dari kakek yang tidak pernah dia lihat wajahnya.

"Seperti klise foto, bentuknya ada tapi wajahnya tidak kelihatan. Tubuhnya dikelilingi cahaya, Dia dari Gunung Bawakaraeng," ucap Paruru.

Kakek itulah yang kerap membimbingnya dan membantunya selama berdakwah.

Paruru banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga memutuskan berdakwah terkait teori kejujuran dan kasih sayang.

Termasuk menceritakan mimpi yang mengubah sikapnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Dipanggil Polisi, Paruru Dg Tau Pura-Pura Sakit, Ternyata Bohong

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved