Imlek 2020

Kerap Hadir Saat Imlek, Ternyata ini Makna Filosofi dan Sejarah Keberadaan Liong dan Barongsai

"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen,"

Editor: Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM/TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNPALU.COM/BOBBY WIRATAMA
Penampilan Liong Tripusaka di The Park, Solo Baru, Sukoharjo, Minggu (3/2/2019) 

TRIBUNPALU.COM - Perayaan Imlek selalu identik dengan penampilan seni tradisional Barongsai.

Mengikuti alunan musik, barongsai akan berlenggok-lenggok, menghibur para penonton dalam perayaan Imlek.

Selain memberi hiburan, penampilan barongsai juga sarat filosofi yang erat kaitannya dengan sejarah Imlek.

Dikutip Tribunpalu.com dari Tribun Solo, filosofi ini coba dijelaskan oleh Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka.

“Berdasarkan cerita dan buku-buku yang telah saya baca, barongsai tak bisa lepas dari sejarah atau legenda dari negara China," kata Adjie.

Pada zaman dulu, China merupakan negara agraris yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan menghadapi dilema pada musim semi.

"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen," kisah Adjie.

Makhluk yang muncul tiap tahun tersebut dijuluki 'Nian,' yang berarti tahun.

Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019).
Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Untuk menghadapi Nian yang meresahkan setiap tahun, masyarakat China membuat sebuah eksperimen.

Percobaan itu terinspirasi dari makhluk mistis berwujud katak raksasa bernama Sam Su atau Chan Chu.

Masyarakat kemudian menakut-nakuti Nian dengan replika Chan Chu sembari menabuh bunyi-bunyian dari peralatan dapur.

Eksperimen tersebut berhasil membuat Nian takut sehingga diadakan oleh warga setiap tahun.

Lama-kelamaan, tradisi ini dikenal sebagai barongsai.

Bila menilik dari segi filosofi, Adjie juga memiliki pemahaman tersendiri terkait barongsai.

"Kalau dari segi filosofi, barongsai tidak bisa lepas dari keberadaan liong (naga)," ucap Adjie.

Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019).
Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved