Kisah Dokter di Wuhan, Akui Marah dan Kecewa: Bos Besar Pakai Masker Bagus, Kami Pakai Seadanya!
Berikut kisah-kisah pilu tim medis yang tangani virus corona di Wuhan, China: Harus gunakan popok, tak lepas pakaian hamzat, hingga kecewa dengan bos.
Dokter militer yang dikirimkan memang memberikan bantuan penting.
• Orangtua Dikarantina karena Corona, Remaja Cacat Tewas di Rumah, Ayah Tulis Pesan Minta Tolong
Namun seorang sumber mengatakan, mereka masih kekurangan tenaga.
Dia menuturkan, mereka harus membagi waktu antara menjalani pemeriksaan bagi terduga pengidap dan merawat pasien positif.
"Namun dengan kehadiran kami (dokter militer) di sini, setidaknya rekan-rekan di Wuhan bisa istirahat dan tidur 1-2 jam," ujar sumber tersebut.
Belum lagi tantangan lain seperti kekurangan sejumlah peralatan penting, meski mereka sudah mendapat bantuan tambahan.
4. Kekurangan perlengkapan perlindungan
Dokter di Rumah Sakit Tongji mengungkapkan, dia harus mengenakan pakaian hazmat yang sama selama 10 jam karena mereka mengalami kekurangan.
Dia menjelaskan, pakaian pelindung tersebut harus diganti setiap kali mereka masuk ke dalam zona infeksi virus corona.
"Saya mengenakan popok dewasa dan minum sedikit air selama jam jaga, sehingga saya tidak perlu ke toilet. Hal yang sama juga dirasakan teman-teman lain," paparnya.

Koran Wuhan, Yangtze Daily, melaporkan pada pekan lalu bahwa kota itu menerima 10.000 pak pakaian pelindung, 800.000 masker pernapasan N95.
Kemudian 5 juta masker sekali pakai, hingga 4.200 pasang goggle.
"Pada dasarnya, persediaan telah tercukupi, dan kekurangan teratasi," ulas harian itu.
Namun dokter di Tongji itu mengaku ragu-ragu.
Sebab, mereka sudah mempunyai pengalaman mengenai kualitas bantuan peralatan yang dikirimkan.
"Ada beberapa alat berkualitas rendah yang gampang pecah. Saya tak tahu siapa yang membelinya ke rumah sakit. Seakan mereka ingin membunuh tim medis," keluhnya.
• Heboh Foto Hoaks Korban Virus Corona Bergelimpangan di Jalan, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya