Pemulangan WNI eks ISIS Pancing Pro Kontra, Ini Tanggapan Prabowo, Fadli Zon, hingga Mahfud MD
Keputusan mengenai nasib Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS akan diambil pemerintah pada Mei 2020.
Ia menganggap pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia sama halnya mengakui dan mengesahkan posisi terduga teroris lintas batas.
Padahal sejak awal, mereka telah menabrak konstitusi lewat aksi membakar paspor atau terlibat dalam angkatan perang negara lain.
"Ini kalau terjadi lagi hal yang sama, ada kelompok kita yang juga ke sana kita akan harus menampung balik. Mereka orang-orang die hard, yang tidak mudah."
"Mengembalikan mereka menjadi orang yang mengakui Indonesia beragam itu butuh waktu lama," tegas dia.
• Prabowo Tak Lanjutkan Sapaannya untuk Anies Baswedan, Kader Gerindra Kompak Teriakkan Kata Ini
• Komnas HAM Setuju WNI Eks ISIS Dipulangkan ke Indonesia Namun dengan Syarat Ini
4. Prabowo Subianto

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mendukung rencana pemulangan WNI eks ISIS asalkan diteliti lebih dulu oleh lembaga berwenang.
Prabowo mengatakan BIN dan Polri harus benar-benar meneliti untuk mengetahui apakah para WNI tersebut terbukti melakukan aksi kekerasan atau hanya sekedar ikut-ikutan.
Ia pun menyebutkan, apabila ada WNI yang tidak terlalu terlibat dalam aksi kekerasan, maka kemungkinan bisa lebih cepat kembali ke masyarakat.
"Ya nanti tentunya nanti ada lembaga-lembaya yang diberi wewenang. Saya kira itu tugas BIN, Kepolisian untuk teliti mereka," kata Prabowo saat di Natuna, Rabu, dilansir Tribunnews.com.
"Untuk aksi kekerasan yang tidak terlalu tinggi mungkin bisa lebih cepat kembali ke masyarakat. Tapi kita ada protokol dulu, protokol keamanan," tandas dia.
5. Maruf Amin

Wakil Presiden, Maruf Amin, mengibaratkan rencana pemulangan WNI eks ISIS seperti virus corona.
Mengutip Kompas.com, rencana pemulangan terduga teroris lintas batas harus dilakukan observasi terlebih dahulu.
Pasalnya, tidak menutup kemungkinan masih ada sebagian di antara mereka yang berpotensi menyebarkan paham radikalisme.
"Tentu kalau dipulangkan, apakah akan menularkan (radikalisme) atau tidak. Corona saja kita lakukan observasi dan diisolasi dulu."