Palu Hari Ini
Proses Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Sungai Palu Jadi Tontonan Ratusan Warga
Proses penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu menjadi tontonan ratusan warga, Kamis (6/2/2020) sore.
Penulis: Haqir Muhakir |
TRIBUNPALU.COM, PALU -- Proses penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu menjadi tontonan ratusan warga, Kamis (6/2/2020) sore.
Tepatnya warga berkumpul di sekitar Jembatan Palu I, di Jalan Gajah Mada, Kota Palu.
Ratusan warga memadati dua sisi bibir sungai, bahkan tak sedikit warga yang penasaran hingga berdiri di sisi Jembatan Palu I.
Mereka terlihat sangat antusias melihat proses penyelamatan buaya berkalung ban.
Bahkan, kemunculan buaya berkalung ban menjadi hiburan tersendiri bagi ratusan warga tersebut.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak hingga lansia bergantian berdiri di bibir sungai untuk menyaksikan sejumlah petugas dengan perahu karet yang melakukan penyelamatan.
"Ini sudah keempat kali ada proses penyelamatan buaya berkalung ban ini, sebelum-sebelumnya belum bisa ditangkap dan dilepas itu ban di lehernya (buaya, red)," ungkap Kasim, warga Kelurahan Besusu, yang turut menyaksikan proses penyelamatan buaya tersebut.
• Meski Bukan Buaya Berkalung Ban, Warga Ramai-ramai Melihat Kemunculan 2 Buaya di Sungai Palu
• Sayembara Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu, Media Internasional: bagi Siapa pun yang Berani!
• Sering Terlihat, Buaya Berkalung Ban Belum Bisa Ditangkap,BKSDA Sulteng Gelar Sayembara Penyelamatan
• Buaya Berkalung Ban Muncul Lagi di Kota Palu, Begini Kondisinya. . .

• BKSDA Sulawesi Tengah Turunkan Tim Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Sungai Palu
• Diva Pop Madonna Tawarkan Apartemennya untuk Pangeran Harry dan Meghan Markle: Kanada Membosankan
• Tegaskan WNI eks ISIS Tak Boleh Pulang ke Indonesia, Politisi PKB: Mereka Sudah Lakukan Pembantaian
Sebelumnya, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menurunkan tim penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu, Kamis (6/2/2020).
BKSDA menurunkan dua personel yang bertugas menangkap buaya berkalung ban, yang dibantu sejumlah personel dari Ditpolairud Polda Sulteng.
Mereka menggunakan satu unit perahu karet untuk mengikuti arah pergerakan buaya berkalung ban.
Aksi penyelamatan ini dimaksudkan untuk melepas ban yang sudah bertahun-tahun tersangkut di leher buaya malang tersebut.
Kedua personel BKSDA Sulawesi Tengah dalam misi ini dibekali dengan alat khusus yang disebut 'harpun.'
Alat bernama harpun dihubungkan dengan tali dan dipasang di ujung tombak.
Teknisnya, tombak itu nantinya akan diarahkan pada badan buaya, serta harpun tertancap buaya petugas kemudian akan menarik buaya sampai bisa ditaklukkan.



• Ruben Onsu Menangis saat Lihat Ekspresi Betrand Peto di Video Jaga Perasaan: Saya Tahu Semuanya
• Sentil Sandiaga Uno, Prabowo Berkelakar soal Utang Pemilu 2019: Senyumnya Agak Ada Kecut Sedikit
• Dua Terduga Teroris Simpatisan MIT Poso Kembali Ditangkap Polisi
Namun, proses penyelamatan buaya berkalung ban itu belum membuahkan hasil.
Kedua petugas yang ditugaskan untuk menangkap buaya beberapa kali melihat kemunculan buaya berkalung ban, tetapi masih mengalami kendala untuk melemparkan tombak.
Ketua Satgas Penanganan Konflik Buaya BKSDA Haruna mengatakan, pihaknya sudah turun sejak pukul 05.00 WITA untuk proses pemantauan.
Proses pencarian dengan perahu karet dimulai pukul 10.00 WITA dan istirahat pada pukul 17.30 WITA.
Namun, rencananya tim akan kembali mencoba melakukan penyelamatan pada Kamis (6/2/2020) malam.
"Kendala kita ombak sangat besar saat di muara," kata Haruna.
Menjelang Kamis sore, buaya berkalung ban itu bergeser sekitar satu kilometer ke arah selatan, tepatnya di sekitar Jembatan Palu I.
Di sana, tim kembali berusaha melakukan penyelamatan, tetapi sayangnya tak juga membuahkan hasil.
"Buaya timbul tenggelam, dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain," tambah Haruna.
Haruna menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan penyelamatan sampai ban yang ada di leher buaya bisa dilepas.
"Setelah ditangkap, buayanya akan dilepasliarkan kembali," terangnya.
(TribunPalu.com/Muhakir Thamrin)