Bakar Jenazah Korban Virus Corona 24 Jam Non-stop, Petugas Kremasi di China Alami Kelelahan
Dalam sehari mereka bisa menerima 100 jasad manusia yang harus segera dikremasi agar virus corona tidak semakin menyebar.
Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, telah mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.
Pekerja itu mengatakan staf kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.
• Krtitik Pembangunan Terowongan Silaturahmi, Yunarto: Toleransi Bukan Tentang Infrastruktur Simbolik!
• Sebut Ada Kejanggalan Kasus Andre Rosiade Jebak PSK, Ombudsman: Dilakukan dengan Cara Tak Manusiawi
• Reaksi Jokowi saat Moeldoko Angkat Barisan Mantan Menteri Jadi Penasihat Senior di KSP

Diidentifikasi hanya sebagai Tuan Yun, ia berkata, "90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."
Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan bekerja 24 jam."
Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."
Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.
• Ditolak Pemprov Bali, Warga Timor Leste di Wuhan Akhirnya Dievakuasi & Dikarantina Selandia Baru
Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.
Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat" yang jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang baru sekarang sekitar 600 lebih.
Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk.
Sistem kesehatan rumah sakit benar-benar kewalahan, dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menangani pasien.
(Intisari.grid.id)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Petugas Kremasi di China Kelelahan Bekerja Bakar Jasad Korban Virus Corona 24 Jam Non Stop