Krtitik Pembangunan Terowongan Silaturahmi, Yunarto: Toleransi Bukan Tentang Infrastruktur Simbolik!
Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan membangun terowongan silaturahmi.
TRIBUNPALU.COM - Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menanggapi rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan membangun terowongan silaturahmi.
Terowongan tersebut akan menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral di Jakarta.
Nantinya terowongan akan dibuat di bawah tanah dan dinamakan dengan terowongan silaturahmi.
Sebagaimana diketahui, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang saling berhadapan dan hanya dipisahkan jalan raya.
Kedua bangunan tersebut dinilai memiliki nilai sejarah.
• Yunarto Wijaya Kritik Ucapan Jokowi Soal Pemulangan WNI Eks ISIS: Bapak Bukan Tukang Mebel
• Tak Beri Komentar Pedas Soal Isu Andre Rosiade Jebak PSK, Yunarto Justru Tulis Tagar #Andrefor2024
Menanggapi rencana pembuatan terowongan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Yunarto Wijaya nampaknya cukup keberatan.
Tanggapan Yunarto ia ungkapkan melalui akun Twitter miliknya, @yunartowijaya, Jumat (7/2/2020).
Menurutnya, urusan toleransi bukan tentang infrastruktur simbolik.
Bagi Yunarto, penutupan rumah ibadah tidak kalah penting.
"Penutupan rumah ibadah gak kalah penting pak...
urusan toleransi bukan ttg infrastruktur simbolik...," tulisnya.
Dilansir TribunTernate.com dari Kontan.co.id, saat ini pemerintah tengah melakukan renovasi masjid terbesar di Asia Tenggara.
Renovasi dilakukan secara besar-besaran setelah 41 tahun dengan biaya mencapai ratusan miliar.
"Rp 475 miliar yang dipakai untuk memperbaiki, memoles lantai, mengganti karpet, lighting, sound system, semuanya," terang Jokowi.
Tidak hanya bangunan masjid, kawasan sekitar masjid juga akan diperbaiki.