Virus Corona

Jackie Chan Akan Beri Hadiah Rp 1,9 Miliar Bagi Siapapun yang Bisa Membuat Obat Penawar Virus Corona

Jackie Chan, menawarkan hadiah sebesar satu juta yuan atau sekitar Rp 1,9 miliar untuk pengembangan penawar virus corona.

Instagram @jackiechan / Xinhua via SCMP
Jackie Chan menawarkan hadiah Rp 1,9 miliar bagi siapapun yang bisa membuat penawar virus corona. 

Bahkan, ada seorang warganet yang menyarankan agar Jackie Chan menaikkan penawarannya menjadi 10 juta yuan (Rp 19,5 miliar).

Di Kapal Pesiar Diamond Princess, 41 Orang Terdeteksi Terinfeksi Virus Corona, 2 WNI Sehat

Ahli Beberkan Cara Efektif agar Terhindar dari Virus Corona, Bukan Masker dan Sarung Tangan

Ahli Asal China Sebut Pasien Virus Corona Masih Bisa Kembali Terinfeksi Setelah Dinyatakan Sembuh

Film terbaru Jackie Chan berjudul Vanguard.
Film terbaru Jackie Chan berjudul Vanguard. (YouTube / GSC Movies)

Diketahui, film terbaru Jackie Chan berjudul Vanguard ditarik dari peredarannya di China terkait virus corona.

Sebelumnya pada akhir Januari 2020 lalu, sejumlah ahli membicarakan soal vaksin virus corona.

Dilansir South China Morning Post, ahli penyakit menular China, Li Lanjuan, pada Senin (27/1/2020) mengatakan vaksin 2019-nCoV bisa diproduksi dalam kurun waktu sebulan.

Rumah Sakit Shanghai Timur Universitas Tongji sebelumnya telah mendesak untuk menyetujui proyek pengembangan vaksin virus corona.

Vaksin tersebut akan dikembangkan bersama Stemirna Theurapeutics, sebuah perusahaan bioteknologi di Shanghai.

CEO perusahaan itu, Li Hangwen, mengklaim vaksin bisa dibuat tak lebih dari 40 hari.

Namun, pernyataan Li Lanjuan dan Li Hangwen, dibantah ahli penyakit menular Hong Kong, Profesor Yuen Kwok-yung.

Yuen mengungkapkan keraguannya mengenai pembuatan vaksin virus corona yang disebut-sebut bisa diselesaikan dalam waktu tak lebih dari 40 hari atau bahkan sebulan.

Bakar Jenazah Korban Virus Corona 24 Jam Non-stop, Petugas Kremasi di China Alami Kelelahan

Dokter Li Wenliang Orang Pertama yang Memperingatkan Bahaya Virus Corona Meninggal Dunia

Profesor Yuen Kwok-yung
Profesor Yuen Kwok-yung (SCMP / Nora Tam)

Ia mengatakan, virus yang dikembangkan di China kemungkinan adalah vaksin virus tak aktif.

 

Vaksin itu terdiri dari virus yang tumbuh dalam budaya, yang infektivitasnya dihancurkan bahan kimia.

Padahal, menurut Yuen, untuk menguji vaksin harus disuntikkan ke hewan.

Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin yang dikembangkan menghasilkan respons kekebalan yang baik atau tidak.

"Jika vaksin terlihat efektif dan aman pada sejumlah spesies hewan, akan dilanjutkan uji klinis pada manusia."

"Proses ini setidaknya membutuhkan waktu satu tahun, bahkan jika dipercepat," tutur Yuen, Selasa (28/1/2020), dikutip dari South China Morning Post.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved