Virus Corona
Cegah Penyebaran Virus Corona, Sejumlah Restoran di Hong Kong Buat Batas Pemisah Antarpengunjung
Sejumlah rumah makan di Hong Kong membuat pembatas yang memisahkan pengunjung mereka.
TRIBUNPALU.COM - Sejumlah rumah makan atau restoran di Hong Kong membuat pembatas yang memisahkan pengunjung mereka.
Cara itu dilakukan untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya penyebaran virus corona di antara para pengunjung.
Seperti yang diketahui, saat ini publik tengah diresahkan dengan munculnya wabah virus corona.
Di Hong Kong sendiri, per hari Rabu (12/2/2020) ini tercatat ada 49 kasus virus corona dengan satu kematian.
• Tak Ada Ancaman Kematian Akibat Virus Corona di Australia, Warga Disebut Tak Butuh Masker
• 135 Penumpang Diamond Princess Terinfeksi Virus Corona, Kru Asal India Minta Dievakuasi
Wabah virus corona ini pun disebut turut mempengaruhi kondisi ekonomi di sana.
Dalam rangka meningkatkan rasa nyaman bagi pengunjung yang datang, sejumlah pemilik restoran pun membuat pembatas tersebut.
Pemasangan batas pemisah ini pun dilakukan dengan cara yang beragam.
Ada yang memasang pembatas berupa banner yang dipasang di antara meja pengunjung.
Ada pula yang memasang pembatas dari bahan akrilik yang bahkan memisahkan antara pengunjung yang datang untuk makan bersama.
Simon Wong Kit-lung, presiden dari LH Group - rantai restoran terbesar di Hong Kong - mengatakan bahwa perusahaannya telah memasang batas pemisah di sekira 40 restorannya pada seminggu terakhir ini.
"Apa yang menjadi prioritas kami adalah berusaha melawan wabah (virus corona) ini," ungkap Wong dikutip dari South China Morning Post.
"Setidaknya, roll-up banner yang dipasang (di restoran kami) bisa memberikan kenyamanan di antara para pengunjung," sambungnya.
Wong mengatakan bahwa pemasangan batas pemisah merupakan hal yang biasa di restorannya itu.
Namun, sehubungan dengan wabah virus corona ini, pihaknya menerapkan sejumlah ketentuan tambahan bagi para pekerjanya.
Seperti mencuci tangan secara rutin dalam jangka waktu tertentu dan mengecek suhu tubuh setiap pengunjung dan staf.
Sejumlah cha chaan teng (kedai teh lokal) dan kantin rumah sakit juga melakukan hal serupa.
Sebuah cha chaan teng di Tai Kok Tsui bahkan memasang batas transparan pada sekira 10 meja yang ada di kedai mereka.

• Update Virus Corona: Lampaui SARS, Korban Meninggal Dunia Capai Lebih dari 800 Jiwa
• Pria Asal China Tertular Virus Corona Setelah Bertemu Pasien yang Terinfeksi Selama 15 Detik
Langkah yang dilakukan oleh sejumlah restoran ini pun mendapat sambutan baik dari presiden Hong Kong Federation of Restaurants and Related Trades, Simon Wong Ka-wo.
"Beberapa pemilik restoran telah melakukan usaha lebih untuk membuat ruang di antara pengunjung," ungkapnya.
"Kepercayaan pengunjung untuk makan di luar telah mengalami penurunan semenjak kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu dan belum juga pulih. Oleh karenanya, segala upaya untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung perlu untuk dilakukan," sambungnya.
Restoran di Hong Kong mengalami penuruntan sekira 5,9 persen menjadi HK$ 112,5 miliar atau US$ 14,5 miliar pada tahun 2019 yang salah satunya disebabkan oleh adanya aksi protes anti-pemerintah yang pecah pada Juni tahun lalu.
Terlepas dari upaya dari sejumlah restoran untuk mengatasi hal itu, dokter mengeluarkan imbauan untuk menghindari perkumpulan sosial khususnya kegiatan makan bersama.
Dokter Joseph Tsang Kay-yan, seorang spesialis penyakit menular menyarankan apabila orang-orang ingin makan bersama, sebaiknya mereka tetap saling menjaga jarak.
Misalnya dengan tidak duduk berhadapan satu sama lain dan juga menghindari berbicara.
Update: tercatat ada 45.171 kasus virus corona, 1.115 orang dilaporkan meninggal, 4.771 dinyatakan telah sembuh.
1. China
Jumlah kasus: 44.653
Kematian: 1.113
2. Jepang
Jumlah kasus: 203
3. Singapura
Jumlah kasus: 47
4. Hong Kong
Jumlah kasus: 49
Kematian: 1
5. Thailand
Jumlah kasus: 33
6. Korea Selatan
Jumlah kasus: 28
7. Taiwan
Jumlah kasus: 18
8. Malaysia
Jumlah kasus: 18
9. Australia
Jumlah kasus: 15
10. Vietnam
Jumlah kasus: 15
11. Jerman
Jumlah kasus: 16
12. Amerika Serikat
Jumlah kasus: 13
13. Prancis
Jumlah kasus: 11
14. Macau
Jumlah kasus: 10
15. Inggris
Jumlah kasus: 8
16. Kanada
Jumlah kasus: 7
17. Uni Emirat Arab
Jumlah kasus: 8
18. Filipina
Jumlah kasus: 3
Kematian: 1
19. India
Jumlah kasus: 3
20. Italia
Jumlah kasus: 3
21. Rusia
Jumlah kasus: 2
22. Spanyol
Jumlah kasus: 2
23. Belgia
Jumlah kasus: 1
24. Kamboja
Jumlah kasus: 1
25. Finlandia
Jumlah kasus: 1
26. Nepal
Jumlah kasus: 1
27. Sri Lanka
Jumlah kasus: 1
28. Swedia
Jumlah kasus: 1
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)