Orangtua Siswa yang Dipukul Guru di Bekasi Dikirimi Surat Pernyataan Ini, KPAI: Ironis Sekali
Orangtua korban mengatakan surat tersebut berisi pernyataan agar ia tak menyebarluaskan berita putranya yang menjadi korban pemukulan.
"Jadi yang berkumpul di halaman sekolah itu adalah siswa yang terlambat, ada 72 siswa putra dan ada 100 siswa putri yang telat hadir," kata Irna.
"Intinya teman-teman kita (guru) itu ingin mendisiplinkan anak-anak, cuma caranya aja yang kurang tepat, kami juga kemarin merasa kecolongan," tegas dia.
Meski terdapat ratusan siswa yang sedang menjalani hukuman, dia memastikan hanya dua orang yang benar-benar menjadi korban pemukulan.
"Hanya dua saja (yang dipukul), R sama A dua-duanya kelas 12," kata Irna.
Aksi kekerasan ini tentu membuat nama besar sekolah tercoreng, apalagi video detik-detik pemukulan viral di media sosial.
Biasanya kata dia, hukuman untuk siswa yang terlambat berupa baris berbaris serta diberikan wejangan-wejangan agar tidak mengulangi perbuatannya.
"Biasanya kalau saya sih sampaikan wejangan-wejangan, kenapa sih kamu terlambat? Kalau terlambat itu kalian kehilangan 2 jam pelajaran, kadang-kadang kalau ditangani sama guru olahraga ya baris-berbaris di lapangan," tegas dia.
Dua orang siswa yang menjadi sasaran pemukulan menurut Irna, murni karena terlambat, untuk atribut kelengkapan seragam mereka seluruhnya lengkap.
Satu dari dua siswa yang dipukul berinsial R kata dia, dikenal baik dan tidak pernah terlibat masalah.
Bahkan guru-guru pengajar sempat kaget kenapa siswa yang baik justru menjadi sasaran kemarahan oknum guru berinsial I.
"Anak ini tidak pernah bermasalah, wali kelasnya juga sedih pas tahu dia kena (pukul), tapi memang dia terlambat pada saat itu," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Orangtua Korban Pemukulan Guru di Bekasi Ngaku Sekolah Beri Surat Ini, KPAI: Ironis Sekali