Virus Corona
Seorang Pejabat di Korea Utara Ditembak Mati karena Langgar Masa Karantina Virus Corona
Kim Jong Un perintahkan bawahannya untuk mengeksekusi siapapun yang melanggar masa karantina virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Kim Jong Un perintahkan bawahannya untuk mengeksekusi siapapun yang melanggar masa karantina virus corona.
Akibatnya, seorang pejabat perdagangan ditembak dan tewas setelah mengunjungi tempat pemandian umum.
Pejabat tersebut seharusnya sedang dalam masa karantina virus corona.
Eksekusi dilakukan setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un membuat dekrit yang berbunyi 'negara akan memutus dengan hukum militer siapapun yang meninggalkan masa karantina tanpa izin.'
• Disebut Menghina oleh Menkes Terawan Agus Putranto soal Virus Corona, Ini Jawaban Peneliti Harvard
• Kisah Tragis Dokter di China, Mati Kelelahan Karena 18 Hari Bekerja Tanpa Henti Tangani Virus Corona
• Viral Foto Jari Dilindungi Kondom demi Hindari Virus Corona, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dilaporkan, Korea Utara bertekad menghindari virus corona dengan segala cara, termasuk mengisolasi siapa saja yang telah melakukan perjalanan ke China atau telah melakukan kontak dengan orang-orang China.
Selain itu, dikabarkan pula, ada pejabat lain yang diasingkan ke area pertanian karena mencoba menutup-nutupi riwayat perjalanannya ke China.
Korea Utara telah menutup perbatasannya dengan China dan membatasi perjalanan antara kedua negara.
Semantara itu, Pyongyang mengumumkan, karantina untuk individu tertentu bisa berlangsung selama 30 hari, bukan 14 hari seperti yang disarankan WHO.
Ini bukan pertama kalinya seseorang di pemerintahan Kim Jong-un dieksekusi.
• 218 Orang di Kapal Pesiar di Jepang Terinfeksi Virus Corona, 78 WNI Dilaporkan Sehat
• Hadapi Wabah Virus Corona, China Buat Aplikasi Close Contact Detector
Dilansir nationalpost.com, dilaporkan, pada 2014, mantan Wakil Menteri Keamanan Publik O Sang-hon, dieksekusi dengan penyembur api.
Kim Jong Un menyatakan, O Sang-hon sebagai "musuh negara," karena kedekatannya dengan sang paman, Jang Song-taek, yang melakukan korupsi dan kegiatan 'kontra revolusioner' lainnya.
Juga dilaporkan, Kim Jong Un telah mengeksekusi beberapa pejabat menggunakan meriam anti-pesawat.
Sejauh ini, Korea Utara belum mengonfirmasi kasus virus corona di dalam perbatasannya.
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia di Pyongyang mengatakan, mereka belum mendengar adanya kasus yang dikonfirmasi.
Namun, beberapa media Korea Selatan melaporkan beberapa kasus virus corona dan kemungkinan kematian di negara itu.