Virus Corona
Nigeria Laporkan Kasus Virus Corona Pertama di Negaranya pada Jumat (28/2/2020) Ini
Kabar tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi Menteri Kesehatan Osagie Ehanire yang dibagikan di laman NCDC.
Menkes juga menyampaikan imbauannya kepada warga untuk menjaga kesehatan dan kebersihan salah satunya dengan mencuci tangan secara rutin.
Tidak hanya itu juga disampaikan agar para warga tidak menyebarkan informasi yang salah yang hanya akan menimbulkan keresahan.
"Masyarakat sebaiknya tidak menyalahgunakan media sosial dan menggunakannya untuk menyebarkan informasi yang tidak benar yang hanya membuat takut dan panik.
Kementerian Kesehatan melalui NCDC akan terus memberikan kelanjutan informasi dan akan melakukan berbagai langkah untuk mencegah penyebaran virus di Nigeria," pungkasnya.
• 15 Orang Meninggal Akibat Wabah Penyakit Misterius di Nigeria, Bukan Virus Corona atau Ebola
• Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah karena Virus Corona, Menko PMK Minta Jamaah Bersabar
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Arab Saudi Tangguhkan Izin Ibadah Umroh untuk Sementara Waktu

WHO menyebut Nigeria memiliki resiko tinggi terkait penyebaran wabah virus corona
Sementara itu, WHO menyebut bahwa Nigeria memiliki resiko yang cukup tinggi atas wabah virus corona.
Kala itu, belum ditemukan adanya kasus virus corona di negara tersebut.
Pernyataan WHO tersebut didasarkan pada kondisi Nigeria yang memiliki jadwal perjalanan berjangka dengan China, sebagaimana diwartakan oleh The Guardian Nigeria pada 8 Februari 2020 silam.
WHO mengungkapkan bahwa badan kesehatan dunia itu tengah memfokuskan perhatian pada sembilan negara bagian yang memiliki akses perjalanan baik melalui darat atau laut, termasuk Lagos, Kano, Cross River, Akwa Ibom, Port Harcourt, Enugu, Delta, Bayelsa, dan Abuja.
Dhamari Naidoo dari WHO menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi terkait titik-titik isolasi dan fasilitas kesehatan di wilayah yang memiliki resiko tinggi itu.
"Ini merupakan fasilitas baru, namun kami berupaya untuk menyediakan peralatan dan tenaga (SDM)," ujarnya.
Selain itu juga dilakukan peningkatan pengawasan di pelabuhan masuk, pengecekan suhu, dan pengamatan visual.
"Sejumlah maskapai penerbangan juga telah diberitahu dan akan ada formulir perjalanan yang dibagikan, sehingga kami dapat memonitor adanya wisatawan dari China," sambungnya.
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)