Virus Corona
Peneliti Sebut Corona Bermutasi Jadi 2 Jenis: 70% Pasien Terkena Virus yang Lebih Agresif & Menular
Virus corona rupanya telah bermutasi menjadi setidaknya dua jenis strain sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019, menurut ilmuan China.
Mereka mengklaim sekitar 70 persen pasien terkena jenis L, yang lebih agresif dan cepat menyebar daripada S.
Namun L sekarang menjadi kurang umum, sedangkan S lebih mendominasi.
S tidak terlalu agresif dibandingkan L, tapi dipercaya merupakan jenis strain pertama yang melompat ke manusia dan terus menulari pasien-pasien baru.
Karena penyakit yang diakibatkan S tidak begitu parah, orang-orang bisa menahannya dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya mereka dilarikan ke rumah sakit.
• Pemkot Depok Disebut Pernah Diminta Rahasiakan Temuan Virus Corona, Fadli Zon: Ini Skandal Besar
Orang-orang yang sebenarnya sudah sakit (tapi tidak sadar) itulah yang mengakibatkan virus masih terus menyebar.
Dalam makalah, para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Jian Lu dan Dr Jie Cui, mengatakan: 'Tipe L lebih umum pada tahap awal wabah di Wuhan, tapi frekuensi tipe L menurun setelah awal Januari 2020."
"Intervensi manusia mungkin telah membuat tekanan yang lebih parah pada tipe L, yang membuatnya lebih agresif dan menyebar lebih cepat.
"Di sisi lain, tipe S, yang secara evolusioner lebih tua dan kurang agresif, mungkin menyebar dalam frekuensi yang lambat dikarenakan tekanan selektif yang relatif lebih lemah."

Para ilmuwan menjelaskan, karena strain L melonjak pada awal wabah dan membuat orang jatuh sakit dengan cepat dan parah, mereka yang terkena jenis L dengan cepat didiagnosis dan diisolasi, yang berarti ia memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menyebar secara luas.
'Intervensi manusia' yang dimaksud di sini adalah rawat inap dan penguncian area (isolasi) di mana virus menyebar dengan cepat.
Jika orang-orang dengan jenis virus tertentu dibawa ke rumah sakit lebih cepat daripada orang-orang dengan jenis virus lain, maka itu akan membatasi jumlah orang lain yang dapat terinfeksi oleh jenis itu.
Virus bisa membuat orang cukup sakit sehingga mereka akan menyebarkan virus melalui batuk atau bersin.
Tetapi virus tidak membuat pasien begitu parah sampai-sampai mereka harus berbaring di tempat tidur, yang akan menjauhkan mereka dari korban potensial lainnya.
Jika virus ini dicegah untuk menginfeksi banyak orang, strain itu bisa mati atau berevolusi, yang memungkinkan strain lain yang dapat menginfeksi lebih banyak orang.
Strain S mungkin menang karena mereka menyebabkan gejala yang lebih ringan sehingga pasien membutuhkan waktu lebih lama untuk menyadari bahwa mereka sakit, meningkatkan risiko mereka menularkannya pada orang lain.
• Pemerintah RI Tambah Rumah Sakit Rujukan Virus Corona Jadi 137, Terus Lakukan Upaya Tracking
• Tanggapan Moeldoko soal Data Korban Positif Virus Corona di Kota Depok yang Terekspos ke Publik