Virus Corona

Studi Terbaru Ungkap 86% Orang Terinfeksi Virus Corona Masih Berkeliaran & Menulari Orang Sekitarnya

Kasus virus corona yang telah menjadi pandemi global memang membuat banyak orang panik karena penyebarannya yang sangat cepat.

Xinhua via SCMP
ILUSTRASI - Tim medis memberikan kode kepada salah satu pasien virus corona. Dokter di Wuhan mengisahkan bagaimana suka duka mereka dalam merawat pasien yang positif terkena virus. 

TRIBUNPALU.COM - Kasus virus corona yang telah menjadi pandemi global memang membuat banyak orang panik karena penyebarannya yang sangat cepat.

Data dari situs resmi Badan Kesehatan Dunia WHO menyebut sudah ada 184.976 kasus Covid-19 di seluruh dunia.

Virus yang berasal dari China ini bahkan telah menjangkiti 159 negara dan juga telah menewaskan 7.529 orang.

Sebuah studi baru mengungkap bahwa 86% orang yang terinfeksi corona masih berkeliaran tanpa terdeteksi ataupun menunjukkan gejala.

Enam dari tujuh kasus atau sekitar 86% kasus tidak dilaporkan di Cina, sebelum pembatasan bepergian diterapkan di sana.

12 Hari Meditasi di Gurun, Pemeran Joker Kaget Ada Wabah Corona di Dunia: Tak Tahu Apa yang Terjadi

Update Virus Corona: Korban Meninggal di Italia Tembus 2.500 Orang

Ini mendorong penyebaran virus yang cepat dan luas, menurut sebuah studi, yang ditulis dalam jurnal Science, Senin (16/3/2020).

"Ini adalah infeksi tak bisa dibuktikan, yang mendorong penyebaran wabah," kata satu penulisnya Jeffrey Shaman dari Columbia University Mailman School, dikutip NYPost dari GeekWire.

Para peneliti menggunakan pemodelan komputer untuk melacak infeksi sebelum dan sesudah larangan bepergian di kota Wuhan, Cina.

Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa infeksi tidak teridentifikasi dan bahkan tanpa gejala ringan.

Ini dikenal sebagai kasus "tersembunyi" jumlahnya dua pertiga dari kasus pasien corona yang dilaporkan.

"Sebagian besar infeksi ini ringan, dengan sedikit gejala," kata Shaman.

“Orang mungkin tidak mengenalinya (sebagai Covid-19). Atau mereka mengira itu hanya flu pilek. ”

Namun kasus 'tersembunyi' ini kemudian dapat menularkan virus ke orang lain dan dapat menyebabkan gejala parah pada orang lain, menurut para peneliti.

"Ini akan terus menghadirkan tantangan besar bagi penanganan wabah ini ke depan," kata Shaman.

Ia menggarisbawahi pentingnya pembatasan pergerakan orang di daerah-daerah yang dilanda pandemi.

Pemilik Golongan Darah A Disebut Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Begini Penjelasannya

Aktris Pengisi Suara Frozen 2, Rachel Matthews Umumkan Terjangkit Virus Corona

Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved