Virus Corona
7 Negara Ini Buat Kebijakan Tak Lazim untuk Hadapi Corona, Ada Pemberlakuan Jam Jalan-jalan Anjing
Berikut tujuh negara yang menerapkan langkah tak biasa dalam menghadapi virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Pandemi virus corona atau Covid-19 semakin mewabah dan merenggut banyak korban.
Kondisi tersebut memaksa semua negara harus segera mengambil langkah tegas untuk mencegah penyebaran virus corona.
Setiap negara memiliki langkah yang berbeda dalam mencegah penyebaran corona.
Ada yang menerapkan langkah ekstrem, ada pula yang masih santai dan menggunakan cara kreatif.
Di bawah ini, ada beberapa cara tak lazim yang dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk memerangi Covid-19.
1. Panama

Negara Amerika Tengah ini memiliki 1.317 kasus positif Corona, per Kamis (2/4/2020).
Pemerintah pun telah mengumumkan tindakan karantina yang ketat untuk menghentikan penyebaran Corona.
Karantina dilakukan dengan memisahkan penduduk berdasarkan jenis kelamin.
Mulai 1 April 2020, pria dan wanita memiliki hari dan waktu yang berbeda untuk keluar rumah.
Masing-masing jenis kelamin diberi kesempatan untuk ke luar rumah selama dua jam.
Pada hari Minggu, tidak ada satu pun yang diizinkan keluar rumah.
"Karantina mutlak tidak lain untuk menyelamatkan hidup Anda," kata Menteri Keamanan, Juan Pino, pada konferensi pers.
2. Kolombia
Beberapa kota di Kolombia mengizinkan warganya keluar rumah dengan aturan tertentu.
Jadwal keluar warga diatur berdasarkan angka terakhir dari nomor KTP mereka.
Misalnya, di Barrancabermeja, warga dengan nomor KTP berakhiran 0, 7, atau 4 diizinkan keluar rumah pada hari Senin.
Sementara, mereka yang memiliki nomor KTP berakhiran 1, 8, atau 5, dapat keluar rumah pada hari Selasa.
3. Serbia
Pemerintah Serbia sempat memberlakukan "jam jalan-jalan anjing" pada pukul 8-9 malam sebagai waktu keluar para warga yang dikarantina.
Namun, aturan itu kini telah dihapus karena protes para pemilik anjing.
Seorang dokter hewan mengatakan, aturan tersebut dapat memperburuk kndisi anjing-anjing yang bermasalah dengan saluran kencing.
Selain itu, aturan waktu itu juga dapat memperburuk kondisi kesehatan dasar di rumah-rumah penduduk.
• Detri Warmanto Ungkap Kisah Perjuangannya Melawan Corona: Disiplin Lakukan Segala Sesuatunya
4. Belarusia

Sikap presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, menimbulkan kontroversi bagi banyak orang.
Pasalnya, dia menertawakan saran bahwa negaranya harus mencoba menangkal penyebaran virus Corona.
Lukashenko tak meyakini virus Corona ada, karena dia tidak melihat virus itu "terbang".
Dalam sebuah wawancara di pertandingan hoki, Lukashenko juga mengklaim bahwa kerumunan orang di pertandingan adalah bukan masalah.
Dia berpikir, dinginnya stadion akan mencegah penyebaran virus.
Diketahui, tak seperti sebagian besar negara Eropa lainnya, Belarusia belum membatasi kegiatan olahraga.
"Tidak ada virus di sini," kata Lukashenko.
"Kamu belum melhat mereka beterbangan, kan? Aku juga tidak melihatnya! Ini wilayah es. Olahraga yang berkaitan dengan es adalah obat antivirus terbaik! jelasnya dalam wawancara.
Dia juga mengutip, meminum alkohol dan pergi ke sauna adalah cara untuk menangkal virus.
Pernyataannya bertentangan sepenuhnya dengan saran para ahli.
5. Swedia
Tidak seperti negara-negara tetangganya, Swedia bersikap santai ketika lockdown dilakukan.
Pemerintah berharap, orang-orang dapat berperilaku bijaksana dan memercayai mereka untuk melakukan hal yang benar.
Dalam lockdown, pertemuan lebih dari 50 orang dilarang pada hari Minggu.
Namun, sekolah di bawah SMA tetap buka.
Pub dan restoran masih membuka layanan dan banyak orang masih bersosialisasi seperti biasa.
Strategi ini memicu pro kontra, baik di dalam maupun di luar negeri.
Hanya waktu yang dapat menjawab, apakah pendekatan santai Swedia ini akan menjadi bumerang.
• Corona Telah Menyebar di 203 Negara, Korea Utara Yakin Wilayahnya Terbebas dari Covid-19
6. Malaysia

Nasihat yang ditawarkan di Malaysia tidak kalah kontroversial.
Pemerintah terpaksa meminta maaf setelah kementerian perempuan mengunggah kartun secara online.
Kartun tersebut menganjurkan para istri untuk berpakaian, memakai riasan, dan menghindari omelan para suami selama lockdown diberlakukan.
Para pengguna media sosial dengan cepat mengkritik poster itu, hingga unggahan diturunkan.
7. Austria

WHO telah menegaskan bahwa orang sehat tidak perlu memakai masker wajah, kecuali jika merawat seseorang yang sakit.
Namun, itu berlaku sebaliknya di Austria.
Austria telah mewajibkan warganya untuk menggunakan masker di supermarket.
Aturan baru ini diperkenalkan oleh Kanselir Sebastian Kurz dan berlaku mulai 1 April 2020.
Jutaan masker pun telah disediakan pemerintah.
Ini merupakan langkah Austria mengikuti jejak empat negara Eropa yang telah dahulu menerapkan penggunaan masker di publik, yakni Republik Ceko, Slovakia, Bosnia, dan Herzegovina.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cara Tak Lazim di 7 Negara dalam Hadapi Corona, Ada Jadwal Lockdown Berdasarkan Nomor KTP,