Virus Corona
Berdasarkan Hasil Modelling, Luhut Sebut Corona Tak Kuat Hidup di Indonesia: Cuaca Indonesia Panas
Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, virus corona tak kuat bertahan dengan cuaca Indonesia yang cenderung panas.
TRIBUNPALU.COM - Pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini telah mewabah hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Hingga hari ini Kamis (2/4/2020) dikonfirmasi telah ada 1.790 kasus corona di Indonesia.
Namun Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, virus corona tak kuat bertahan dengan cuaca Indonesia yang cenderung panas.
Hal tersebut disampaikan Luhut setelah melakukan rapat bersama Presiden Joko Widodo lewat sambungan konferensi video, Kamis (2/4/2020).
Namun, bukan berarti masyarakat Indonesia tak mengikuti aturan jaga jarak karena diuntungkan faktor geografis dalam menghadapi wabah Covid-19.
• Daftar Sebaran Kasus Virus Corona di Indonesia per Kamis (2/4/2020): 1.790 Kasus di 32 Provinsi
• Update Corona di Indonesia: Per Kamis 2 April 2020, Ada 9 Pasien Sembuh, Total ada 112 Kesembuhan

Menurutnya, kedisiplinan untuk menjalankan aturan jaga jarak, menghindari kerumunan, dan tetap beraktivitas di rumah tetap wajib dilakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
Jika masyarakat tak disiplin menjalankan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka wabah Covid-19 di Indonesia tak akan selesai.
"Kalau tadi jaga jarak tidak dilakukan itu juga jadi tidak berarti.
Sekarang ini tinggal tergantung kita, kita mau bagaimana semua.
Dengan menjaga jarak itu, itu akan sangat membantu," tutur Luhut.
"Karena dari hasil studi dengan modelling yang dibuat baik oleh teman-teman di UI, di UGM, di ITB, di BSSN, itu semua menyimpulkan bahwa jaga jarak sangat penting kalau kita mau selesaikan ini," kata dia.
• Jokowi Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Jelang Ramadan dan Idulfitri 2020
• Video Tenaga Medis Teriaki Warga saat Bawa Jenazah Covid-19: Jangan Lempar Batu, Kita Juga Manusia!
13 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia
Hari ini, Kamis (2/4/2020), tepat sebulan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret lalu.
Hingga saat ini, jumlah masyarakat yang terpapar virus corona kian bertambah.
Tak hanya masyarakat umum, tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan penyakit ini pun tak luput dari ancaman paparan virus ini.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, setidaknya sudah 13 dokter yang meninggal dunia selama penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Menurut Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, ada dua hal yang mengakibatkan seorang dokter atau tenaga medis dapat terinfeksi virus corona.
Pertama, tenaga medis tersebut tertular pasien yang tidak mengetahui bahwa pasien yang ditangani positif Covid-19.
"Sehingga, dokter tersebut (menjadi) kurang waspada," kata Daeng lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).
• Video Tenaga Medis Teriaki Warga saat Bawa Jenazah Covid-19: Jangan Lempar Batu, Kita Juga Manusia!
• BREAKING NEWS: Total 1.790 Kasus Virus Corona di Indonesia per Kamis, 2 April 2020

Kedua, karena minimnya jumlah alat pelindung diri yang memenuhi standar dan memadai untuk digunakan tenaga medis selama menangani pasien.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah dapat lebih terbuka terkait data pasien.
Meski ada aturan yang mewajibkan data pasien dirahasiakan, tetapi setidaknya informasi itu dapat diberitahukan secara terbatas kepada petugas di rumah sakit yang sedang menangani untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kedua, kontinuitas penyediaan APD," ujarnya.
Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Stabilitas Perekonomian pada masa pandemi virus corona.
Pemerintah pun menggelontorkan anggaran Rp 405,1 triliun dari APBN 2020 untuk mengatasi Covid-19.
Dari jumlah tersebut, alokasi untuk belanja di sektor kesehatan sebesar Rp 75 triliun.
Presiden menegaskan, anggaran untuk sektor ini akan diprioritaskan untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan, terutama dalam pengadaan APD, dan sejumlah alat kesehatan, seperti test kit, reagen, dan ventilator.
Melihat keseriusan pemerintah, Daeng pun berharap agar penanganan Covid-19 di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
"IDI sangat apresiasi semoga mendorong percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia," ujar dia.
Hingga 1 April 2020, tercatat 1.677 kasus positif di Indonesia setelah terjadi penambahan 149 kasus baru.
Saat ini, jumlah pasien yang masih dirawat sebanyak 1.417 kasus.
Adapun jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh mencapai 103 kasus dan 157 kasus lainnya dinyatakan meninggal dunia.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Dani Prabowo)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul "Luhut Klaim Hasil Modelling Buktikan Virus Corona Tak Kuat Hidup di Cuaca Indonesia"