Virus Corona
Ahli Pernapasan China Sebut Corona Bisa Dikendalikan pada Akhir April, Namun Hal Ini Jadi Catatan
Seorang ahli pernapasan China, Zhong Nanshan memberikan kabar baik di tengah mewabahnya virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Seorang ahli pernapasan China, Zhong Nanshan memberikan kabar baik di tengah mewabahnya virus corona.
Ia mengatakan jika pandemi global Covid-19 bisa terkendali pada akhir bulan April.
Tetapi ia tidak memastikan apakah akan ada wabah coronavirus yang baru, setelah wabah Covid-19 bisa dikendalikan.
"Karena setiap negara mengambil langkah-langkah agresif dan efektif, saya percaya pandemi dapat dikendalikan."
Zhong yang juga menjadi kepala tim ahli China dalam mengelola wabah, mengaku khawatir dengan virus lain yang bisa saja datang setelah pandemi global Covid-19 dikendalikan.
• Update Covid-19 di Indonesia Jumat (3/4/2020): Tambahan Kasus Tertinggi, Total Pasien 1.986 Orang
• Lahir saat Pandemi, Bayi Kembar Asal India Ini Diberi Nama Corona dan Covid

"Setelah akhir April, tidak ada yang menjamin secara pasti apakah akan ada wabah virus lain pada musim semi mendatang."
"Atau virus itu akan menghilang karena cuaca yang lebih hangat, meskipun aktivitas virus pasti akan berkurang pada suhu yang lebih tinggi," katanya.
Zhong tidak mengatakan bagaimana dia bisa 'meramalnya', tetapi para ahli lain di dunia telah mengatakan urutan waktu yang sama.
Hal itu berdasarkan perkembangan terbaru di Amerika Serikat dan Eropa, yang merupakan pusat krisis wabah Covid-19 saat ini.
Di sisi lain, Mike Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan, ada tanda-tanda wabah corona akan stabil di Eropa.
Sebab, ia mengaku, lockdown yang diberlakukan bulan lalu di berbagai negara, mulai membuahkan hasil.

Di AS sendiri, Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan dari Universitas Washington mengatakan rumah sakit akan cenderung menghadapi puncak pasien Covid-19 sekitar 20 April.
Hingga kini, mengutip catatan Universitas Johns Hopkins, Covid-19 sudah mewabah sebanyak 1 juta kasus di seluruh dunia.
Lebih dari 245.000 kasus berada di Amerika Serikat.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan ada lebih dari 421.000 kasus di seluruh Uni Eropa dan Inggris.