Virus Corona

Kekurangan APD, Perawat di Kediri Bentuk Grup WhatsApp untuk Memantau Pasien Corona di Ruang Isolasi

Cerita seorang perawat di Kediri yang harus pantau pasien corona leat Whats App karena kekurangan APD.

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Seputar virus corona 

Padahal setiap saat Minarsih dan teman-temannya berpotensi terpapar virus Corona saat berinteraksi di ruang isolasi.

“Kami terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD. Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang,” jelas Minarsih.

Emosi Lihat Video Viral 2 Orang Pakai APD ke Mall, Bintang Emon: Sekalian Beli Otak , Bos!

Sebagai gantinya, Minarsih membentuk grup Whats App yang terdiri dari petugas ruangan dan pasien. Sehingga komunikasi bisa dilakukan secara daring tanpa harus masuk ke dalam ruang isolasi.

Selain menghilangkan kebosanan dan menyampaikan motivasi, grup WA juga dipakai untuk melaporkan kebutuhan pasien seperti cairan infus yang habis.

Melalui WA pula para pasien bisa saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain, dan membangun semangat sembuh bersama-sama.

Sementara Tri Sudaryati (54) rekan Minarsih di ruang isolasi memberikan kesaksian sama.

Perawat senior ini bahkan mengalami tekanan mental di luar tempat kerjanya sejak merawat pasien Corona.

“Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu,” katanya.

Apalagi dahsyatnya pemberitaan tentang penularan Corona secara langsung turut memojokkan para perawat.

Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi.

China Kirim 40 Ton Alkes dan APD ke Indonesia untuk Lawan Corona, Separuhnya Sudah Tiba di Soetta

Mereka tak mau tertular oleh virus mematikan yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Malahan langkah ekstrim dilakukan Minarsih terhadap keluarganya. Karena sampai sekarang Minarsih tak pernah menceritakan tugasnya merawat pasien Corona kepada anak-anaknya.

Dia tak ingin mereka berpikir jauh dan ketakutan atas profesi yang dijalani ibunya.

“Saya juga terpaksa tidur terpisah dengan anak saya agar tidak terpapar. Sejak bertugas di ruangan ini, secara otomatis saya masuk dalam kategori orang dalam resiko,” tambahnya.

Untuk menjaga keluarganya, Minarsih menerapkan protokol ketat tentang kebersihan, usai bertugas berganti baju di ruangan khusus sebelum meninggalkan rumah sakit.

Sumber: Surya
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved