Kisah di Balik Tahlilan dengan Toa Masjid di Tengah Pandemi Covid-19 yang Viral di Media Sosial
Acara tahlilan dilakukan melalui pengeras suara masjid untuk tetap menjaga social distancing di tengah wabah corona Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Merebaknya wabah virus corona Covid-19 membuat sejumlah tradisi dan kebiasaan masyarakat berubah.
Terutama hal-hal yang melibatkan berkumpulnya orang dalam jumlah banyak, termasuk acara tahlilan.
Belum lama ini, unggahan pengasuh Majlis Zikir Hayatan Thoyyibah, Bantul, Yogyakarta di akun Twitter pribadinya menjadi viral.
Hal tersebut bermula saat pria bernama Umaruddin Masdar ini membagikan kegiatan tahlilan dengan cara yang berbeda.
Yakni tahlilan dilakukan melalui pengeras suara masjid untuk tetap menjaga social distancing di tengah wabah corona.
Foto tersebut diunggah Umaruddin di akun media sosial Twitter pribadinya, @UmaruddinM, Sabtu (4/4/2020).
• Sudah Ada 2.491 Kasus Positif Covid-19, Pemerintah Kembali Imbau Masyarakat untuk Tidak Mudik
• Viral Wanita Lempar Uang saat Beli Duku, Begini Reaksi Pedagang saat Pembeli Akhirnya Minta Maaf
• Viral Video Bupati Pidie Aceh Sebut Corona Berasal dari Senjata Biologis Negara Tertentu
"Ada warga kampung meninggal. Almarhum Kamiso di tengah pandemi Covid-19.
Acara tahlilan untuk Almarhum dilakukan secara berbeda, saya memimpin tahlilan dari masjid.
Disiarkan lewat horn, warga kampung mengikuti dari rumah masing-masing. Tradisi dan kesetiakwanan sosial," tulis Umaruddin.
Bahkan unggahan Umaruddin tersebut mendapat respons dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Semoga Almarhum Pak Kamiso Husnul Khotimah, selalu ada cara untuk tahlil ya Gus," tulis @ganjarpranowo.
Kepada Tribunnews.com, Umaruddin mengatakan, sebelum Covid-19 mewabah, warga Dusun Ngoto Bangunharjo, Sewon, Bantul mempunyai tradisi tahlilan untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia.
Tradisi ini dilakukan di rumah keluarga orang yang meninggal dengan mengumpulkan banyak warga.
Lantaran adanya wabah corona dan juga kondisi Yogyakarta yang sudah ditetapkan statusnya menjadi Tanggap Darurat Bencana, kini warga lakukan tradisi tersebut dengan cara berbeda.
Pasalnya warga masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan tidak mengadakan pertemuan yang menghadirkan banyak massa.
• Pakar Seksologi Naek L Tobing Meninggal Dunia, Dinyatakan Positif Virus Covid-19
• Pendapatan Negara Anjlok untuk Subsidi Masyarakat, Menkeu Wacanakan Potong Gaji ke-13 dan THR PNS
• Menteri PUPR Basuki Tak Tertular Covid-19 Meski Jenguk Budi Karya, Doni Monardo Ungkap Alasannya