Virus Corona
Sebelum Meninggal, Pasien PDP Corona Sempat Berobat ke Orang Pintar, Dukun Sebut Sakit karena Santet
Bukannya ke fasilitas kesehatan, PDP Virus Corona tersebut diketahui justru berobat ke orang pintar alias dukun.
TRIBUNPALU.COM - Meninggalnya L, baby sitter asal Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menimbulkan kontroversi.
Sosok L dikteahui meninggal dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Namun, bukannya ke fasilitas kesehatan, dirinya diketahui justru berobat ke orang pintar alias dukun.
Camat Kare Tarnu Ashidiq menjelaskan, L bekerja sebagai pengasuh di Jakarta selama delapan tahun.
Sebelum dipulangkan ke kampung halamannya, L sudah sakit di Jakarta selama sepekan.
• Cek Fakta Lagu Virus Corona dari Bimbo: Tidak Diciptakan 30 Tahun yang Lalu, Diserahkan ke BNPB
• Sisi Lain Lockdown Virus Corona: Polusi Udara Menurun, Pegunungan Himalaya Terlihat dari India
• Beri Pesan untuk Rakyat Indonesia Hadapi Darurat Corona, Joko Widodo: Masa yang Berat bagi Kita
Oleh majikannya, L dibawa ke rumah sakit dan sempat diopname dan didiagnosis sakit demam berdarah.
Selanjutnya korban dipulangkan dan diantar langsung oleh majikannya menggunakan mobil pribadi ke kampung halaman L, Sabtu (4/4/2020).
Setiba di rumah, korban tidak langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selama tiga hari di rumah, L merasakan badannya lemas, tidak mau makan, dan sulit diajak berkomunikasi.
Khawatir dengan kondisi L, orangtuanya membawa L ke Gresik untuk mendapatkan pengobatan alternatif oleh orang pintar, Selasa (7/4/2020).
Di tempat pengobatan itu, L dinyatakan tidak sakit terjangkit corona. Namun, sakit yang diderita karena disantet orang. Hal itu terlihat dari korban yang muntah darah.
“Saya mendapatkan informasi hasil pengobatan di Gresik. Disebutkan korban bukan sakit corona, tetapi karena dibuat orang karena yang bersangkutan muntah darah,” ujar Tarnu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/4/2020).
Sepulang dari Gresik, Rabu (8/4/2020) pagi, L yang masih dalam kondisi lemas dibawa orangtuanya ke puskesmas.
L kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedono karena riwayat korban yang pulang bekerja dari zona merah corona.
Di rumah sakit, korban kembali mengalami muntah-muntah lalu diopname.