Virus Corona
Jenazah Covid-19 Hilang setelah Terlantar di Jalanan Ekuador, Keluarga: Jasad Pamanku Entah di Mana
Ekuador kewalahan, jenazah Covid-19 terlantar di jalanan, bahkan ada yang hilang. Ini kisah-kisah warga Guayaquil saat hadapi sulitnya pemakaman.
Sebelumnya, keluarga tersebut telah menyadari adanya gejala Covid-19 yang menimpa anggota keluarga mereka.
Lantas mereka pun menelpon nomor yang disediakan pemerintah Ekuador untuk mendapatkan perawatan.
Tetapi ironisnya mereka justru diminta untuk tetap di rumah oleh otoritas setempat.
Meskipun mereka telah berusaha menghubungi dokter swasta, tidak seorangpun mau memeriksa walaupun berbagai gejala mengisyaratkan mereka terkena covid-19.
Meninggal bukan karena Covid-19 ikut terlantar
Berbagai kisah diceritakan oleh keluarga korban dan tetangga korban yang meninggal dunia kepada BBC Mundo.
Seorang warga Guayaquil, Jesica Castaneda, sang paman meninggal pada 28 Maret.
Keluarganya pun menghubungi rumah sakit terdekat dan nomor ambulans lantaran tak ada yang berani memegang jasad korban karena khawatir virus corona.
Sayangnya, pihak rumah sakit hanya meminta untuk bersabar dan menunggu.
"Pamanku meninggal 28 Maret, dan tidak ada yang membantu mengurus jenazahnya. Kata rumah sakit, mereka tak punya pengangkut jenazah, dan kami tak bisa meminjam karena ia meninggal di rumah. Kami memanggil ambulans, tapi cuma diminta bersabar. Sekarang jenazahnya masih di tempat tidur, sama seperti waktu dia meninggal. Tak ada yang berani menyentuhnya," cerita Jesica Castaneda.
Situasi ini tak hanya berdampak pada mereka yang meninggal akibat Covid-19 tetapi juga korban yang meninggal karena penyebab lain.
Sebagai tetangga, Wendy Noboa bercerita tentang korban yang meninggal pada 29 Maret.
"Ia jatuh dan meninggal karena luka di kepala. Saya panggil ambulans lewat 911 tapi mereka tak datang. Ia tinggal bersama ayahnya yang berumur 96 tahun. Akhirnya ia dibiarkan di apartemen seharian sampai ada anggota keluarga datang membawa peti untuk memakamkannya. Tapi mereka juga tak bisa melakukannya karena tak ada dokter yang datang untuk menandatangani sertifikat kematian," ujar Wendy Noboa.

• Bakar Jenazah Korban Virus Corona 24 Jam Non-stop, Petugas Kremasi di China Alami Kelelahan
Rencana pemakaman massal ditolak warga
Sebelumnya diwartakan oleh koran El Universo melaporkan pemerintah kota telah merencanakan pemakaman massal pada 28 Maret, tetapi rencana ini tak mendapatkan sambutan masyarakat.