Ahli Virus dari Jepang Sebut Virus Corona Bisa Menular lewat Udara dan Bertahan Lebih dari Setahun
Covid-19 tak hanya menular lewat droplet yang keluar dari batuk atau bersin, tetapi juga bisa menginfeksi lewat udara (airborne).
TRIBUNPALU.COM - Seorang ahli virus dari Jepang menyebutkan, Covid-19 tak hanya menular lewat droplet yang keluar dari batuk atau bersin, tetapi juga bisa menginfeksi lewat udara (airborne).
"Penelitian kita di laboratorium covid-19 ini bisa menginfeksi kita lewat udara, di samping juga lewat droplet bersin atau batuk seseorang," kata Yoshihiro Kawaoka (55).
Yoshihiro Kawaoka adalah anggota Kelompok Ahli tentang Pengendalian Infeksi Coronavirus Baru, yang berada langsung di bawah PM Jepang Shinzo Abe, Minggu (12/4/2020) malam dalam acara di MBS TV Jepang.
Lebih menarik lagi Kawaoka juga mengatakan masa penularan Covid-19 ini bisa lebih dari setahun.
Sama seperti yang disampaikan peraih Nobel Kedokteran, Shinya Yamanaka (57) baru-baru ini.
"Kita belum ketahui isi terdalam gen virus Corona ini tetapi kita sudah tahu bentuk gen virus tersebut yang ternyata berbeda-beda. Belum ada obatnya hingga kini apalagi vaksin akan makan waktu lama," kata dia.

• Update Covid-19 Global Senin, 13 April 2020 Pagi: Kasus Kematian di 6 Negara sudah Lampaui China
• Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Sembuh dari Covid-19: Makan Buah dan Sayur, Banyak Berzikir
• 6 Kabar Baik di Tengah Pandemi Virus Corona di Indonesia, termasuk Adanya Bantuan dari 58 Negara

Meskipun demikian, obat yang meringankan penderita sudah bisa dibuat segera sehingga kita bisa tenang untuk sementara waktu.
Penelitian Kawaoka khususnya dilakukan menggunakan hewan hamster mirip dengan yang dialami manusia apabila terinfeksi Corona dan Kawaoka sudah mendapatkan satu titik terang dari penelitiannya tersebut.
"Kelihatan sekali perkembangan virus dalam tubuh Hamster cepat sekali seperti gas dan pola seperti itu mirip dengan yang terjadi kepada manusia. Dengan karakter demikian virus ini dapat diantisipasi sementara dan obat bisa dibuat sementara, untuk menenangkan manusia," jelasnya.
Meskipun demikian vaksin akan akan waktu lama dan oleh karena itu penularan virus Corona ini kemungkinan bisa sampai tahun depan lagi.
"Ada kemungkinan akan lama bisa sampai tahun mendatang kemungkinan penularan ini," ujarnya.
Meskipun demikian satu hal yang diyakininya adalah agar masyarakat mengikuti instruksi pemerintah.
"Kalau kita semua kuat menghadapinya, mau bersabar, mau merumahkan diri sementara, tidak ke luar rumah, maka kita bisa menghadapi virus dengan lebih baik mengurangi penularan yang terjadi," kata dia.

Saat ini diakuinya sedang mencari pola (pattern) gerakan dari virus tersebut.
"Kalau patern gerakannya itu sudah diketahui dan bisa ditetapkan, maka kita bisa segera membuat vaksin dengan cepat dan baik untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Pola penularan penyakit menular biasanya sama dari dulu sampai sekarang.
"Namun untuk virus yang satu ini, Corona, memang agak lain sendiri, mesti kita cari kepastian pola geraknya dan hal ini tidaklah mudah," tambahnya.
Kawaoka melihat dan merasa agak aneh akan keberadaan virus corona baru ini, bukan virus alamiah tetapi buatan rekayasa ahli manusia.
"Gen nya telah bisa kita bentuk berupa gambar 3 dimensi ketahuan bentuknya. Namun isi dalam gen itulah mesti terus kita gali lebih lanjut. Itu yang penting," ujar dia.
Kawaoka juga mengakui karakter virus Corona belum bisa diketahui apakah hanya bertahan di musim dingin dan semi saja, karena Jepang belum melawati musim panas.

Namun kenyataan yang ada di negara musim panas pun menjadi pandemi saat ini.
"Kalau saat ini tak bisa kita basmi, berarti masuk lagi akhir tahun musim dingin dan ada kemungkinan berkembang bangkit lagi. Jadi kita harus secepatnya menghantam virus ini segera kalau bisa," ujarnya.
Namun sekali lag, Kawaoka sangat berharap saat ini masyarakat untuk merumahkan diri sesuai anjuran pemerintah dengan jangka waktu tertentu agar pandemi di Jepang bisa cepat berakhir.
• Ada Penipuan Mengatasnamakan BNPB Galang Donasi Covid-19 di Media Sosial, Masyarakat Diminta Waspada
Profil Yoshihiro Kawaoka
Yoshihiro Kawaoka Lahir tanggal 14 November 1955 di Kota Kobe, Prefektur Hyogo.
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Hokkaido pada tahun 1978, ia menjadi asisten di Fakultas Pertanian, Universitas Tottori, seorang peneliti di Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude, dan seorang profesor di Universitas Wisconsin di School of Veterinary Medicine.
Pada tahun 2005, ia menjadi Direktur Pusat Penelitian Internasional untuk Penyakit Menular.
Pada tahun 1999, ia mengembangkan genetika terbalik pertama di dunia (sistem rekayasa genetika) untuk sintesis buatan virus influenza.

Kemudian menerima Hadiah Robert Koch pada tahun 2006, dan dianugerahi Medali dengan Pita Ungu pada tahun 2011.
Pada 2013, ia adalah anggota asing dari American Academy of Sciences. Pada 2016, menerima Penghargaan Akademi Jepang.
Vaksin influenza hidup dan uji klinis sedang berlangsung, dan teknologi ini digunakan untuk mengembangkan vaksin virus Ebola.
Saat ini, sebagai anggota Kelompok Ahli tentang Pengendalian Infeksi Coronavirus Baru yang berada langsung di bawah PM Jepang Shinzo Abe.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
(Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Virus Jepang: Covid-19 Juga Bisa Menginfeksi Lewat Udara dan Bertahan Setahun Lebih