Kisah Moch Hafidh, Bocah yang Minta Diantar ke Polisi dan Bawa Uang Tabungannya untuk Bantu Beli APD

Sambil membawa celengan kaleng biskuit, seorang bocah usia sembilan tahun di Jawa Barat meminta ibunya untuk diantar ke polisi.

Instagram @polsekdayeuhkolot1
Moch Hafidh menunjukkan tabungan yang telah dikumpulkan selama sembilan bulan. 

"Eh, tapi ada uang tabungan Adik ya. Tapi itu kan buat kakak. Ya biarin lah kakak belum nikah. Kasihin aja ya," tutur Rikoh menirukan putranya.

Saat ditanya Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Sudrajat, berapa uang saku Hafidh per harinya, Rikoh mengatakan ia hanya memberi sang putra Rp 2.000.

Tapi ternyata, setiap hari Hafidh menabung sebanyak Rp 1.000.

"Ibu ngasih putranya jajan berapa?" tanya Sudrajat pada Rikoh.

"Kalau jajan Ibu kasih Rp 2.000 aja gitu," jawab Rikoh.

"Ternyata sama anaknya ditabung Rp 1.000. Rp 1.000 Dik setiap hari, Dik?" tanya Sudrajat lagi.

Jago Masak, Raisa Tak Mau Pegang Benda Ini saat di Dapur: Aku Harus Hati-hati, Nanti Jadi Meme

Covid-19 Belum Selesai, Anies Baswedan Pastikan PSBB di Jakarta akan Diperpanjang

Hafidh pun mengangguk, membenarkan pertanyaan Sudrajat.

Selain membantu tenaga medis, niat baik Hafidh muncul karena ia ingin pandemi corona segera mereda.

Ia ingin kembali bersekolah dan bermain bersama teman-temannya.

Moch Hafidh menunjukkan tabungan yang telah dikumpulkan selama sembilan bulan.
Moch Hafidh menunjukkan tabungan yang telah dikumpulkan selama sembilan bulan. (Instagram @polsekdayeuhkolot1)

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Kapolresta Bandung, Hendra Kurniawan, melalui Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Sudrajat, membenarkan soal kedatangan Hafidh.

Ia mengatakan, Hafid datang membawa uang tabungannya yang terdiri dari pecahan koin Rp 100, Rp 500, dan Rp 1.000.

"Pagi hari kami kedatangan Ibu Rikoh Rotikoh bersama anaknya bernama Moch Hafidh dengan membawa kaleng yang berisikan uang pecahan koin mulai dari pecahan Rp.100, Rp.500, dan Rp.1000, (Hafidh) ingin memberikan uang tersebut untuk membantu membeli APD bagi para tenaga medis," ungkap Sudrajat.

Sudrajat mengaku terharu melihat kebaikan Hafidh.

Pasalnya, menurut Sudrajat, tak semua orang bisa berbuat baik seperti siswa SDN Pasigaran 3 Dayeuhkolot ini.

"Kami sangat terharu dengan sikap seorang anak kecil yang berhati besar yang ingin membantu penangan virus corona, karena tidak semua orang mampu berbuat seperti demikian," kata dia.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved