Virus Corona di Indonesia
Jokowi Optimis Pandemi Covid-19 Menurun pada Juli Mendatang Asalkan Masyarakat Lakukan Hal Ini
Presiden Joko Widodo mengungkapkan dirinya optimis wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia akan menurun di bulan Juli mendatang.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo mengungkapkan dirinya optimis wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia akan menurun di bulan Juli mendatang.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam program Mata Najwa yang disiarkan pada Rabu (22/4/2020) kemarin.
Kala itu, Najwa Shihab selaku tuan rumah Mata Najwa menyinggung perihal perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dirinya meminta pandangan Presiden terkait prediksi kapan pandemi ini akan berakhir dan kondisi kembali normal.
• Menkes Terawan Agus Putranto Banyak Dikritik, Joko Widodo: Tak Ada yang Sempurna di Dunia Ini
Menanggapi pertanyaan tersebut, Jokowi lantas menjelaskan bahwa hal itu belum dapat dipastikan.
Berbagai model hitungan matematis yang dilakukan untuk menjawab tanda tanya besar itu menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
"Virus corona ini barang baru, Covid-19 ini barang baru yang hitungannya menurut saya bisa dihitung dengan cara yang berbeda-beda (dan) dengan hasil yang berbeda-beda." jelasnya dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab.
Meski demikian, presiden ketujuh RI itu menyampaikan dirinya memiliki harapan terkait kondisi pandemi di tanah air.
Jokowi optimis jika pandemi ini akan mengalami penurunan di bulan Juli.
"Kalau ditanya ke saya, ya saya ingin optimis. Saya ingin optimis Juli sudah pada masuk pada posisi ringan." tutur Jokowi.
Lebih lanjut, ia memperkirakan puncak wabah virus corona akan terjadi pada bulan depan atau tepatnya Mei mendatang.
Berikutnya pandemi Covid-19 akan mengalami penurunan dan menjadi landai.
Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa serta merta didapatkan dengan mudah.
• Prabowo Subianto Komentari Kinerja Joko Widodo: Saya Bersaksi, Beliau terus Berjuang
Diperlukan kedisiplinan yang kuat dari masyarakat untuk bisa menghentikan penyebaran virus tersebut.
Mulai dari menjaga kebersihan hingga mentaati anjuran physical distancing atau jaga jarak perlu untuk dilakukan secara disiplin agar pandemi ini segera berakhir.
"Disiplin yang kuat. Jadi kalau berulang-ulang saya sampaikan, cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dalam berinteraksi dan berhubungan, serta jauhi kerumunan." terangnya.
Simak selengkapnya berikut ini
Wawancarai Joko Widodo, Najwa Shihab Tanyakan soal Kebijakan Pemerintah RI Tangani Pandemi Covid-19
Presenter kondang Najwa Shihab mengungkapkan dirinya bertanya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengenai sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Dilansir dari Tribunnews.com, Najwa Shihab diketahui mendapat kesempatan untuk bisa mewawancarai Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (21/4/2020).
• Wawancarai Joko Widodo, Najwa Shihab Tanyakan soal Kebijakan Pemerintah RI Tangani Pandemi Covid-19
Wawancara yang dilakukan oleh Najwa Shihab ini merupakan kesempatan pertama yang diberikan Presiden Jokowi kepada jurnalis selama masa pandemi Covid-19.
“Panjang sekali list saya ketika bertanya ke negara, dari mulai efektivitas status pembatasan sosial berskala besar (PSBB), soal koordinasi yang tumpang tindih, peraturan yang kerap berbeda dikeluarkan, konsistensi menegakkan status PSBB,” ujar Nana, panggilan akrab Najwa Shihab dalam webtalk bersama KBRI Ankara, Selasa (21/4/2020).
Nana juga tidak melewatkan kesempatan tersebut untuk menanyakan sejumlah hal lain.
Seperti transparansi data pasien, kesiapan sejumlah fasilitas kesehatan, hingga perlindungan kepada para tenaga medis yang berada di garis terdepan untuk menangani pasien positif virus corona Covid-19.
Salah satu isu yang juga banyak yang ingin diketahui masyarakat terkait kebutuhan warga yang terdampak, dan bagaimana dilema masyarakat berpenghasilan harian dalam menghadapi pembatasan sosial.
“Jadi memang situasi ini sitasi yang tidak ideal, setiap risiko yang diambil menimbulkan risiko yang lain,” lanjutnya
Nana memahami situasi ini memang tidak hanya dialami pemerintah Indonesia.
• STOP PRESS! Joko Widodo Resmi Melarang Warga Mudik di Tengah Pandemi Virus Corona
Namun di sisi lain, negara dapat belajar bagaimana mengatasi masalah ini dengan melihat kegagalan negara lain dalam menghadapi pandemi, atau belajar dari negara yang berhasil melandaikan kurva penularan.
“Ini menurut saya kesempatan untuk kita belajar dan lulus dalam ujian ini. Ya, tidak mungkin ini ditanggung sendiri oleh pemerintah. Ya, karenanya perlu peran juga dari warga negara untuk memastikan kita lulus sama-sama di ujian ini. Tapi sekali lagi negaralah yang paling berkuasa. Karena negara punya uang, punya senjata, punya tentara untuk bisa memastikan kebijakan dapat dilakukan,” tegasnya.
Terkait gagap pemerintah terhadap kebijakan mudik, juga menjadi pertanyaan yang diajukan Najwa dalam kesempatan wawancara dengan Presiden Joko Widodo.
“Saya juga sempat bertanya terkait mudik misalnya. Ada yang bilangnya tidak boleh, kemudian boleh, bilangnya hanya untuk PNS, Tentara dan anggota BUMN, terus sekarang juga ternyata tidak boleh lagi semuanya, tapi tidak bolehnya tidak sekarang, masih beberapa hari lagi. Kalau menurut saya tampak ada kegagapan yang diambil oleh aparat negara,” lanjutnya.
• Soroti Kebijakan Jokowi Soal Larangan Mudik Lebaran 2020, Sudjiwo Tedjo: Ini Baru Presiden, Salut
Najwa Shihab dapat memaklumi tidak ada negara yang siap dalam menghadapi pandemi ini.
Namun penting menurutnya masyarakat berani bersuara dan menyampaikan aspirasi yang dirasakan, serta memiliki empati terhadap semua pihak.
“Sekali lagi itulah pentingnya untuk bersuara dan berani menyampaikan pendapat dan berani mengungkapkan apa yang kita lihat dan rasa, tapi juga memiliki empati untuk memahami tidak semudah apa yang orang katakan. Jadi, menurut saya mencari keseimbangan itu selalu sulit dalam kondisi apa pun, terutama saat kondisi krusial seperti sekarang ini,” tutupnya.
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany) (Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami)