Virus Corona
Soal Data Pasien Covid-19, Achmad Yurianto: Tak Ada Untungnya Bagi Pemerintah Manipulasi Data Pasien
Achmad Yurianto menegaskan pemerintah selalu mengedepankan keterbukaan atau transparansi data terkait pasien corona.
TRIBUNPALU.COM - Data pasien kasus Covid-19 selalu menjadi sorotan masyarakat.
Masyarakat mengharapkan adanya transparansi data pasien Covid-19 di Indonesia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan pemerintah selalu mengedepankan keterbukaan atau transparansi data terkait pasien corona.
Achmad Yurianto mengatakan tidak ada untungnya jika pemerintah memanipulasi data corona.
Achmad Yurianto menjelaskan data yang dipaparkan pemerintah adalah data yang didapatkan secara berjenjang mulai dari daerah hingga pusat.
Dirinya mengatakan data tersebut didapatkan dari dinas kesehatan kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.
"Data dibangun berjenjang dan terstruktur sejak tingkat desa, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan bagian dari gugus tugas. Yang kemudian akumulasi dinas kesehatan provinsi yang bagian gugus tugas, akhirnya ditingkat Kementerian Kesehatan bagian gugus tugas tingkat nasional," jelas Achmad Yurianto.
Meski begitu, Achmad Yurianto mengatakan pihaknya tetap melakukan evaluasi dalam hal pendataan.
Dirinya menyebut sistem pendataan yang dilakukan pemerintab merupakan bantuan dari para pakar dan praktisi.
"Terus lakukan evaluasi dan perbaiki sistem pendataan. Kementerian Kesehatan terima kasih pada berbagai organisasi profesi, pakar, yang terus membantu untuk bangun sistem data yang akan jadi bahan komunikasi efektif detail baik dan transparan ke semua pihak," kata Achmad Yurianto.
• Daftar Sebaran Virus Corona di Indonesia Kamis, 23 April 2020: 7.775 Kasus Positif di 267 Kab/Kota
• Update Corona di Indonesia 23 April 2020: Jumlah ODP Covid-19 di Indonesia 195.948 Orang, PDP 18.283
Angka kasus positif corona di Indonesia
Angka kasus positif virus corona atau Covid-19 kembali bertambah.
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus positif virus corona sebanyak 357 pasien, dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Sehingga total kasus positif corona di Indonesia meningkat menjadi 7.775 orang.
"Kasus baru terkonfirmasi berjumlah 357, jadi totalnya menjadi 7.775," ujar Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (23/4/2020).
Kemudian, Achmad Yurianto mengungkap terdapat tambahan pasien sembuh sebanyak 47 orang.
Dengan penambahan tersebut kin totalnya 960 orang telah dinyatakan sembuh dari virus corona.
Sementara untul kasus meninggal naik menjadi 647 orang setelah adanya tambahan 11 orang dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
• Menentang Saran Trump Soal Klorokuin Jadi Obat Covid-19, Pakar Vaksin AS Didepak dari Pekerjaannya
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Achmad Yurianto: Tidak Ada Untungnya Bagi Pemerintah Manipulasi Data Pasien Corona,