Presiden Joko Widodo Sebut Tidak Mudik adalah Bentuk Rasa Sayang terhadap Keluarga

Menurut Jokowi, tidak mudik adalah pilihan paling bijaksana di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 seperti sekarang ini.

Instagram.com/jokowi/
Potret Presiden Joko Widodo. 

TRIBUNPALU.COM - Mengingat penyebaran wabah virus corona Covid-19 di Indonesia yang kian hari kian bertambah, pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik.

Larangan mudik, terlebih mengingat jelang Idul Fitri, bertujuan untuk memutus mata rantai penularan virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 tersebut.

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) mengingatkan kembali masyarakat untuk tidak mudik pada hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Menurut Jokowi, tidak mudik adalah pilihan paling bijaksana di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 seperti sekarang ini.

"Tidak mudik adalah cara paling bijaksana untuk melindungi keluarga di kampung" kata Presiden Jokowi dalam akun media sosialnya, Sabtu, (9/5/2020).

Jokowi mengatakan dengan menahan rindu untuk tidak pulang kampung, masyarakat telah berperan memutus rantai penyebaran Covid-19. 

"Kita tidak mudik karena kita sayang keluarga," katanya.

Meskipun biasanya menurut Jokowi, pada tahun tahun sebelumnya sangat menantikan waktu mudik lebaran ke kampung halaman untuk bertemu orang tua, kerabat, dan handai taulan.

"Tapi dunia telah dicengkeram Covid-19, " pungkasnya.

Jadi Korban Penipuan Bermodus Ojek Online, Baim Wong: Kenapa Gue Bisa Kena Tipu Ya?

Ferdian Paleka jadi Bulan-bulanan di Penjara, Sosoknya Digunduli dan Ditelanjangi Tahanan Lainnya

6 Zodiak yang Lebih Suka Sendirian, tapi Tidak Berarti Merasa Kesepian: Ada Virgo hingga Pisces

Bulan Mei Tren Kasus Covid-19 Menurun

Ketua Pakar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan data terkait gerakan kurva kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia. 

Dalam data yang ditampilkan berdasarkan rentang waktu mingguan, l Wiku mengatakan terdapat perubahan kasus positif yang diambil dari 10 provinsi. 

Sementara kesepuluh provinsi tersebut antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, dan Sumatera Barat.

Mereka mewakili provinsi dengan kasus penambahan terbanyak. 

Adapun data yang ditampilkan adalah data dari tanggal 30 Maret hingga 1 Mei 2020.

Wiku mengatakan meski ada penurunan kasus pada tanggal 1 Mei, hal tersebut tidak dapat diinterpretasikan bahwa kurva Covid-19 telah melandai. 

Grafik kurva kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia
Grafik kurva kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha)
Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved