Amati soal New Normal, AHY Beri Komentar: Jangan Lengah dengan Rutinitas, Harus Hadirkan 'New Habit'

Amati soal trending topic New Normal, AHY minta masyarakat tidak lengah dengan rutinitas yang kembali normal, tetapi harus hadirkan kebiasaan baru.

Editor: Imam Saputro
(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Agus Harimurti Yudhoyono - Amati soal trending topic New Normal, AHY minta masyarakat tidak lengah dengan rutinitas yang kembali normal, tetapi harus hadirkan kebiasaan baru. 

TRIBUNPALU.COM - Demi menjalankan roda perekonomian, pemerintah mulai mewacanakan untuk membuka kembali industri dan perdagangan secara normal.

Namun, sebelum memasuki era yang disebut kenormalan baru atau new normal, Presiden Joko Widodo mengimbau kepada masyarakat untuk tetap produktif tetapi tetap aman dari bahaya penyebaran Covid-19.

Untuk mewujudkannya, ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Misalnya dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak fisik di tempat umum.

Wacana ini pun juga diperkuat dengan Keputusan Menteri Kesehatan yang telah dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

New Normal Digaungkan di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Definisi The New Normal? Ini Penjelasan Ahli

Keputusan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi itu diterbitkan pada Senin (25/5/2020).

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga telah menyusun tahapan atau fase pembukaan kegiatan bisnis dan industri di tengah pandemi Covid-19.

Timeline fase new normal untuk pemulihan ekonomi ini terdiri dari lima tahapan dari awal Juni hingga akhir Juli.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Instagram/agusyudhoyono)

Wacana pemerintah ini pun mendapatkan perhatian dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

Politikus yang akrab disapa AHY itu memberikan peringatan kepada masyarakat, bahwa new normal tidak boleh diartikan sebagai keadaan yang telah mereda dari wabah Covid-19.

Baginya, new normal justru membuat masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan saat mulai beraktivitas di tengah pandemi virus corona.

Turut Berduka atas Wafatnya Perawat Berstatus PDP Covid-19, AHY Ingatkan Sikap Jujur dan Terbuka

Pendapat itu AHY sampaikan dalam sebuah utas di akun Twitter pribadinya, @AgusYudhoyono pada Selasa (26/5/2020).

"Saya amati trending topic soal “New Normal” hari ini.

Beredar kabar byk mall & fasilitas umum segera dibuka, byk pula yg akan kembali ke kantor.

Ingat, “new normal” bukan berarti keadaan telah pulih, “new normal” berarti kita hrs ekstra waspada saat kembali pada aktivitas semula," tulis AHY.

Tak hanya soal kewaspadaan, AHY juga menyoroti kurva kasus terkonfirmasi positif yang masih terus merangkak agar lebih membuat masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas.

"Jumlah penderita kasus positif masih naik.

Kita masih berjuang untuk terus menekan sebarannya.

Resiko tertular Covid-19 masih tinggi.

Kita harus disiplin, menerapkan aturan tetap jaga jarak, jaga kebersihan, jaga kesehatan sebagai “new normal” kita," lanjutnya.

Senada dengan Fadli Zon, AHY Komentari Kenaikan Iuran BPJS: Rakyat sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

Sebagai penutup pernyataannya, AHY meminta agar masyarakat tetap waspada dan jangan lengah dengan rutinitas.

Sebab, seiring dengan berjalannya new normal, masyarakat juga harus membuat kebiasaan baru, atau disebut dengan new habit.

"Saat ini, hanya kedisiplinan & kesadaran kita sendirilah yang bisa menyelamatkan kita dari penyebaran wabah Covid-19.

Tetap waspada, jangan lengah dengan rutinitas.

New normal harus hadirkan new habit. Keadaan kita belum kembali seperti semula," tutup @AgusYudhoyono.

Pendapat Sudjiwo Tedjo soal New Normal

Sebelumnya, hal ini pun menarik perhatian budayawan Indonesia, Sudjiwo Tedjo.

Ia berpendapat bahwa new normal hanyalah usaha untuk mewujudkan simbol batas antarmanusia.

Tanggapan tersebut Sudjiwo Tedjo tuangkan dalam utas akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo, Selasa (26/5/2020).

Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar. Kamis (10/10/2013). Kegiatan antar Perguruan Tinggi se Indonesia ini, mengambil tema
Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar, Kamis (10/10/2013).  (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Banyak Kerumunan di Bandara Soetta dan McD, Sudjiwo Tedjo yang Sudah Dua Bulan di Rumah Merasa Gidik

Pegiat seni itu mengibaratkan new normal sebagai simbol maut yang artinya bisa sewaktu-waktu merenggut nyawa manusia dengan berbagai penyebab.

"1) New Normal bagiku cuma meng-kongkretkan simbol Maut yg sejak dulu sudah bisa sewaktu2 menjemput kita via berbagai lantaran," tulis @sudjiwotedjo.

Ia melanjutkan, manusia sudah akrab untuk menghindari risiko kematian dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

Namun, karena simbol maut kali ini berupa virus corona, manusia pun harus beradaptasi lebih dengan sering melakukan cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak fisik.

"Sejak dulu kita menghindari datangnya simbol itu dgn olahraga, makan sehat, teratur dll. Kini plus cuci tangan, maskeran, jaga jarak dll," lanjutnya.

Viral Foto Antrean Penumpang di Bandara Soetta, Sudjiwo: Apa Artinya Selama Ini Aku Tak Keluar Rumah

Bagi Sudjiwo Tedjo saat ini simbol batas harus benar-benar dikonkretkan dengan sesuatu yang pakem karena menurutnya manusia sudah tak lagi menjadi makhluk simbolis, di mana selalu bergantung pada suatu simbol seperti nama.

"2) Apakah dgn Corona ini manusia sudah berhenti jadi Makhluk Simbolis? Jauh sblm muncul Corona, kita sudah terhina menjadi bukan Makhluk Simbolis lagi. Pembatas tengah/marka jalan raya sudah harus dikonkretkan dgn dibeton dan dipagari, tak cukup lagi simbol garis putih tak putus2," tutup @sudjiwotedjo pada utasnya.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved