14 Tahun Berlalu, Simak Deretan Kisah Korban Selamat dari Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

Tanpa bermaksud menguak kembali luka atas musibah ini, inilah cerita-cerita ajaib orang-orang yang selamat dari gempa Yogyakarta.

KOMPAS/DAVY SUKAMTA
Gedung STIE Kerjasama, Jalan Porwanggan No. 549, Purwo Kinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, roboh akibat gempa di Yogyakarta pada 26 Mei 2006. 

TRIBUNPALU.COM - Pada Rabu (27/5/2020) hari ini, tepat 14 tahun lalu gempa bumi dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Yogyakarta selama kurang lebih 57 detik.

Gempa pada tahun 2006 itu terjadi pukul 05.55 WIB, saat sebagian orang masih tertidur di pagi hari.

Korban jiwa pun tidak terhindarkan, sebanyak 6.234 orang meninggal dunia dan lebih dari 20.000 orang mengalami luka-luka.

Menilik ke belakang, ada cerita-cerita dari mereka yang selamat atas musibah ini dengan cara tidak biasa.

Mungkin itu bukanlah kebetulan semata, melainkan sudah digariskan Tuhan sehingga mereka dapat membagikan kisahnya sebagai pembelajaran.

Tanpa bermaksud menguak kembali luka atas musibah ini, inilah cerita-cerita ajaib orang-orang yang selamat dari gempa Yogyakarta, dikutip dari Intisari.

***



Poster pemain sepak bola yang langsung dipasang di pohon, serta karung bekas yang kembali dikumpulkan untuk alas tidur. Di Dusun Bondalem, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, ini hampir semua rumah telah rata tanah akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006.
Poster pemain sepak bola yang langsung dipasang di pohon, serta karung bekas yang kembali dikumpulkan untuk alas tidur. Di Dusun Bondalem, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, ini hampir semua rumah telah rata tanah akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006. (KOMPAS.com/AMIR SODIKIN)

Keberuntungan juga menghampiri Ny Zubaisah (83) warga Gedogan, Sumbermulya, Bambanglipuro.

Saat itu dia sedang duduk di gandok yang juga dijadikan warung kecil-kecilan. Anaknya, Sunarti (38), baru saja mengeluarkan sepeda motor bebeknya di halaman. Dia hendak mandi, lalu mengambil handuk.

Meski sudah siap dengan handuk, dia mengurungkan niatnya untuk mandi lantaran matanya melihat halamannya tampak kotor pagi itu. Sunarti pun keluar, lalu menyapu halaman itu.

Baru beberapa menit menyapu, tiba-tiba tanah tempatnya berpijak bergoyang. Sunarti segera berlari ke gandok menghampiri emak-nya dan menyeretnya keluar sebelum rumah mereka roboh.

Coba kalau Sunarti langsung mandi di belakang, entah apa yang terjadi dengan ibunya yang sudah sulit berjalan karena sepuh itu.

14 Tahun Gempa Yogyakarta dalam Kenangan: Mengajarkan Kita untuk Saling Mendukung dan Berbagi

Menghadapi New Normal, Presiden Jokowi Minta Uji Spesimen Corona Dilakukan Secara Masif

Hal yang sama dialami Ignatius Warsidi (78) yang tinggal di Tegalkrapyak, Kecamatan Dongkelan, Bantul.

Gara-gara tikus ia selamat dari goyangan lindu.

Malam sebelumnya, ia memasang perangkap tikus.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved