Kisah Hasanudin, Dulu Jadi GM dengan Gaji Rp100 Juta, Kini Akui Lebih Tenang setelah Jualan Cincau

Kisah hidup Hasanudin, penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat. Dulu sempat menjabat sebagai General Manager dengan gaji Rp100 juta.

Tangkap layar YouTube/Gavy Story
Kisah perjalanan hidup seorang mualaf yang dulu bergelimang harta sebagai general manager. 

TRIBUNPALU.COM - Roda kehidupan yang selalu berputar memberikan pelajaran hidup tak hanya bagi yang menjalani, tetapi juga bagi yang melihatnya.

Seperti sebuah kisah inspiratif yang dibagikan melalui kanal Youtube, Gavy Story pada Selasa (26/5/2020).

Video tersebut mengangkat kisah hidup Hasanudin yang merupakan seorang penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat.

Siapa sangka, laki-laki 66 tahun tersebut dulunya hidup bergelimang harta.

Kehidupan mewah itu pernah Hasanudin rasakan, saat menjadi seorang manajer dengan gaji fantastis.



Sosok Hasanudin, penjual es cincau yang dulunya bekerja sebagai manajer
Sosok Hasanudin, penjual es cincau yang dulunya bekerja sebagai manajer (Tangkap layar YouTube/Gavy Story)

Pria asal Palembang ini merasakan betul lika-liku kehidupannya di masa lalu.

Dari yang bergelimang harta, hingga kini berjualan es cincau di jalanan.

Sebagai seorang mantan manajer, Hasanudin sempat hidup dengan gaji fantastis hingga mencapai Rp 100 juta per bulannya.

Meski pendapatan tak seberapa, namun kini ia mampu merasakan ketenangan hidup yang luar biasa.

Diketahui, Hasanudin pernah bekerja sebagai General Manager (GM) sebuah tempat hiburan terkenal di Jakarta.

Selama itu pula, Hasanudin merasakan betul kemewahan yang diperolehnya dari hasil kerja keras selama ini.

Hasanudin tinggal di Jakarta dan memiliki sebuah rumah mewah, mobil bagus, keluarga yang harmonis, dan sebagainya.

Definisi dan Penerapan New Normal di Indonesia, Jokowi Ajak Hidup Berdamai dengan Virus Corona



Tangkap layar YouTube/Gavy Story Kisah perjalanan hidup seorang mualaf yang dulu bergelimang harta sebagai manajer.
Tangkap layar YouTube/Gavy Story Kisah perjalanan hidup seorang mualaf yang dulu bergelimang harta sebagai manajer. (Tangkap layar YouTube/Gavy Story)

Saking melimpahnya, ia tak mempermasalahkan saat istrinya ingin berbelanja, makan enak di restoran enak, hingga memberi nafkah sang mertua.

Hasanudin yang sempat mengenyam pendidikan di Singapura dan mahir berbahasa Inggris dan mandarin itu juga kerap diutangi sejumlah uang oleh teman-temannya.

Alhasil, uangnya pun perlahan-lahan mulai menipis.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved